Bisnis.com, JAKARTA - PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. membukukan pendapatan sebanyak Rp3,13 triliun sepanjang 2015, tumbuh 12,1% dibandingkan dengan raihan pada 2014 sebesar Rp2,79 triliun. Namun, laba bersih Jababeka terkoreksi seiring peningkatan beban keuangan yang mencapai 76%.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, Kamis (31/3/2016), Jababeka juga mencatat pendapatan keuangan sebanyak Rp235,98 miliar, tumbuh 934% dibandingkan dengan posisi 2014 sebesar Rp22,81 miliar. Namun, beban keuangan perseroan melonjak 76% menjadi Rp712,32 miliar.
Beban keuangan melonjak menyusul peningkatan surat utang sebesar 28,84% menjadi Rp3,31 triliun. Di samping itu, Jababeka juga mencatat tambahan utang bank baru sebesar Rp101,98 miliar dari posisi tahun lalu yang nihil. Alhasil, laba komprehensif yang diatribusikan untuk entitas induk turun 11,35% menjadi Rp362 miliar.
Corporate Secretary Jababeka Muljadi Suganda mengatakan tahun ini perseroan menargetkan perolehan pendapatan sebanyak Rp3,4 triliun yang berasal dari penjualan properti, lahan industri, dan pendapatan berulang dari infrastruktur di kawasan industri Jababeka.
Dia memperinci pendapatan prapenjualan atau marketing sales tahun ini ditargetkan mencapai Rp1,4 triliun sedangkan pendapatan berulang diestimasi mencapai Rp2 triliun. "Target marketing sales kami tumbuh 40%. Untuk recurring kurang lebih tumbuh 5%-10%," jelasnya.
Muljadi mengatakan, tahun ini pertumbuhan prapenjualan akan terdorong oleh realisasi anggaran pemerintah dan peningkatan laju penanaman modal asing sebagai dampak dari realisasi paket stimulus ekonomi yang telah diluncurkan.
Dalam catatan Bisnis, sedikitnya Jababeka mendapat benefit dari paket stimulus. Pertama, Cikarang Dry Port ditunjuk sebagai salah salah satu pusat logistik berikat. Kedua, kawasan industri Jababeka juga menjadi lokasi program kemudahan investasi langsung konstruksi (KILK).