Bisnis.com, JAKARTA- Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin atau Selasa pagi WIB, karena penguatan dolar AS dan keuntungan di bursa saham yang menekan logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April turun 10,1 dolar AS atau 0,81%, menjadi menetap di US$1.244,20 per ounce.
Emas berada di bawah tekanan karena, indeks Dow Jones Industrial Average di bursa AS naik 28 poin atau 0,16%.
Para analis mencatat bahwa ketika saham membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara ketika ekuitas AS membukukan keuntungan biasanya logam mulia turun.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik pada Senin. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Dennis Lockhart, Presiden Fed Atlanta, mengatakan pada Senin bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mantap bisa membenarkan kenaikan suku bunga jangka pendek secepatnya setelah pertemuan April, seperti dikutip Antara, Selasa (22/3/2016)..
Juga pada Senin, Presiden Fed San Francisco John Williams mengatakan ia akan mendukung kenaikan suku bunga pada April jika ekonomi AS terus berkinerja dengan baik.
Namun, logam mulia dicegah dari kejatuhan lebih lanjut karena Asosiasi Nasional Makelar Perumahan AS (NAR) mengatakan dalam sebuah laporannya bahwa penjualan "existing home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) turun 7,1% selama Februari ke tingkat tahunan 5,08 juta unit.
Para analis mencatat bahwa laporan ini jauh lebih buruk dari yang diharapkan dan bahwa semua daerah menunjukkan pelemahan selama sebulan.
Bagaimana pergerakan emas pada hari ini, Selasa (22/3/2016)? Simak lajunya secara live.
Emas Comex menguat 0,57% ke US$1.251,3 per ounce
Harga emas menguat pada perdagangan siang ini, Selasa (22/3/2016).
Emas berjangka untuk pengiriman April Divisi Comex New York Mercantile Exchange bergerak naik 0,13% menjadi US$1.245,80 per troy ounce pada perdagangan hari ini, pk. 11.21 WIB. Sebelumnya, emas dibuka menguat 0,01% di level US$1.244,30 per troy ounce.
Penguatan tersebut menandakan investor tetap melirik emas walau dolar menguat. Tekanan penguatan dolar AS hanya sementara.
Seperti diketahui indeks dolar menguat setelah dua pernyataan pejabat The Fed yakni Dennis Lockhart, Presiden Fed Atlanta yang mengatakan pada Senin bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang mantap bisa membenarkan kenaikan suku bunga jangka pendek secepatnya setelah pertemuan April, seperti dikutip Antara, Selasa (22/3/2016).
Sedangkan Presiden Fed San Francisco John Williams pada Senin mengatakan dia akan mendukung kenaikan suku bunga pada April jika ekonomi AS terus berkinerja dengan baik.
Penguatan indeks dolar AS menipis, pada pk. 11.21 WIB menguat 0,02% ke 95,308.
Harga emas Pegadaian , Selasa (22/3/2016)
Bobot | Harga (Rp) | Harga/gr |
5 | 2.680.000 | 536.000 |
10 | 5.310.000 | 531.000 |
25 | 13.200.000 | 528.000 |
50 | 26.350.000 | 527.000 |
100 | 52.650.000 | 526.500 |
250 | 131.500.000 | 526.000 |
1.000 | 525.000.000 | 525.000 |
Sumber: pegadaian.co.id
Harga emas Antam di Jakarta Selasa, 22 Maret 2016
Gram | Rp/gram | Gram | Rp/gram |
500 | 525.600 | 5 | 536.000 |
250 | 526.000 | 4 | 536.000 |
100 | 526.500 | 3 | 539.000 |
50 | 527.000 | 2.5 | 542.000 |
25 | 528.000 | 2 | 545.000 |
10 | 531.000 | 1 | 565.000 |
Sumber: Antam
Buyback emas Antam turun 1.000 ke Rp517.000/gram
Harga jual emas batangan ritel di Jakarta dipatok menurun Rp2.000/gram pada perdagangan Selasa (22/3/2016) berdasarkan acuan harga emas PT Aneka Tambang Tbk.
Emas Antam dijual di kisaran Rp525.600-Rp565.000 per gram.
Indeks dolar Amerika Serikat pada perdagangan pagi ini, Selasa (22/3/2016), pk. 09.01 WIB menguat 0,14% ke 95,420.
Pada penutupan perdagangan Senin, indeks dolar menguat 0,21% ke 95,288.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan indeks dolar mulai mengembalikan momentum penguatannya.
Dikemukakan imbal hasil global terlihat masih naik, dipimpin oleh kenaikan imbal hasil US Treasury.
“Akan tetapi kenaikan indeks dolar serta imbal hasil US Treasury, tidak didahului oleh membaiknya data ekonomi AS atau kenaikan peluang FFR target The Fed. Sehingga sentimennya diperkirakan hanya sementara,” kata Rangga.
Dikemukakan data penjualan rumah baru AS diumumkan malam ini (WIB), diperkirakan sedikit membaik.