Bisnis.com, JAKARTA- International Monetary Fund (IMF) memperkirakan defisit anggaran Indonesia tahun ini berpotensi melebar 2,8% terhadap PDB, seiring potensi shortfall dari penerimaan negara.
Proyeksi defisit anggaran IMF tersebut lebih besar dari target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2016 sebesar 2,15% GDP.
IMF juga memperkirakan penerimaan negara tahun ini hanya akan mencapai 12,1% GDP sementara belanja negara 15% GDP.
Sementara itu realisasi penerimaan pajak per Februari 2016 baru mencapai sekitar Rp124,21 triliun atau 9,13% dari target APBN 2016 sebesar Rp1.360,14 triliun, jauh dibawah ekspektasi.
HP Analytics mengemukakan idealnya, hingga akhir Maret 2016 realisasi penerimaan pajak mencapai Rp340 triliun atau sekitar 25% dari target. Pelebaran defisit menjadi salah satu pemicu dowmside risk saat ini.
“Ditengah valuasi IHSG yang cukup tinggi, pertumbuhan fundamental ekonomi yang berada dibawah eskpektasi dapat menyebabkan reverse flow pada IHSG,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (22/3/2016).