Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tambang batu bara PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) berhasil membukukan kenaikan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar 9,5% menjadiUS$24,68 juta setara dengan Rp340,53 miliar (Kurs Rp13.795 per dolar AS) pada peridoe 2015 dari tahun sebelumnya US$22,54 juta.
Sekretaris Perusahaan Samindo Resources Hananto Wibowo mengatakan pendapatan yang diraup perseroan memang terkoreksi 11,06% menjadi US$226,33 juta dari tahun sebelumnya US$254,94 juta.
"Kinerja perseroan yang positif ini terasa sangat berbeda dikarenakan pencapaian tersebut diraih oleh perseroan di tengah kondisi industri batu bara yang sedang mengalami tren negatif," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (16/3/2016).
Meski mengalami penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan berhasil ditekan 15,03% menjadi US$184,06 juta dari US$216,62 juta. Sehingga, laba kotor yang diraup emiten besandi MYOH itu meningkat 11,62% menjadi US$42,27 juta dari US$37,86 juta.
Kendati demikian, rugi selisih kurs tercatat melonjak tajam 260% menjadi US$1,41 juta dari sebelumnya US$595.134. Sehingga, membuat laba sebelum pajak hanya meningkat 10,22% menjadi US$33,48 juta dari US$30,38 juta.
Laba tahun berjalan yang berhasil diraup MYOH pada 2015 sebesar US$24,73 juta, naik 9,5% dari tahun sebelumnya US$22,58 juta. Laba per saham dasar naik 9,8% menjadi US$0,0112 dari US$0,0102.
Total aset Samindo Resources per 31 Desember 2015 terkoreksi 1,2% menjadi US$161,23 juta dari US$163,27 juta. Liabilitas turun 17,8% menjadi US$67,88 juta dari US$82,61 juta dan ekuitas naik 15,7% menjadi US$93,34 juta dari US$80,65 juta.
Hananto menjelaskan, seluruh segmen laba perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan margin di atas 20%. Pencapaian itu diklaim berhasil saat harga batu bara terus terdepresiasi.
Manajemen MYOH mengklaim satu-satunya upaya yang dapat dilakukan untuk bertahan dalam kondisi itu adalah dengan menciptakan proses kerja yang efektif dan efisien. Strategi itu dinilai berhasil menekan laju biaya.
Biaya bahan baku yang merupakan komponen utama dari beban pokok pendapatan berkontribusi besar atas turunnya beban pokok pendapatan perseroan. Beban bahan baku berhasil ditekan hingga 32,6%.
Saat yang sama, kas perseroan melonjak 91,2% dan memberikan fleksibilitas perseroan dalam memenuhi modal kerja dan mengurangi ketergantungan kepada pendanaan eksternal. Utang bank MYOH berkurang US$12 juta sepanjang tahun lalu.
"Kami berharap pencapaian positif perseroan dapat berlanjut di 2016 dan dapat memberikan nilai tambah yang tinggi kepada pemegang saham," paparnya.