Bisnis.com, JAKARTA - Hedge fund Asia mengalami awal tahun yang buruk pada tahun ini karena pasar saham kawasan Benua Kuning itu jatuh di tengah perekonomian global yang masih melambat.
Mohammed Hassan, analis senior Eurekahedge, mengatakan fund manager kawasan Asia terutama yang fokus pada strategi jangka pendek telah ditekan oleh volatilitas pasar.
"Kemudian, di tengah kondisi sulit itu membuat para investor semakin membawa uangnya kepada fund manager terbesar atau yang paling menjanjikan," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Rabu (16/3/2016).
Akhirnya, banyak perusahaan fund manager skala kecil keluar dari bisnis itu karena dana kelolaan investornya sebagian besar telah ditrik kembali. Hal itu disebut membuat industri hedge fund Asia mengalami momentum bifurkasi.
Hedge fund Asia di luar Jepang mengalami kerugian pada awal tahun ini jika dilihat dari pasar Eropa yag turun 3,2% pada akhir Februari dan penurunan 1,7% untuk pasar Amerika Utara. Padahal akhir tahun lalu, Hedge fund Asia mencatatkan keuntungan 7,5% dibandingkan rivalnya di berbagai belahan dunia lainnya.
Beberapa hedge fund yang mencatatkan penurunan kelolaan dana antara lain, Greenwoods Asset's Golde China Fund yang merugi 3,7% pada bulan lalu atau 14,4% secara keseluruhan tahun ini. Padahal, kinerja sampai akhir tahun lalu, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 22%.
Selain itu, The Zeal China Fund mencatatkan penurunan 0,18% pada bulan lalu dan 1,6% sepanjang tahun ini.
Selain kedua hedge fund itu, Wykeham Capital's Asia Fund yang fokus pada saham berkapitalisasi kecil yang melantai di Bursa Hong Kong mencatatkan gain 8,2% sepanjang bulan lalu, tetapi untuk sepanjang tahun mengalami kerugian 1,7%.
Quam Asst Management's China juga ikut mencatatkan gain 2,3% pada Februari. Namun, Chris Choy, Kepala Investasi Quam Asst Management's China menyebutkan gain yang didapatkan pada bulan lalu itu masih belum menutupi kerugian yang dialami pada Januari sebesar 14,8%.
2016, Awal Tahun yang Buruk bagi Hedge Fund Asia
Hedge Fund Asia mengalami awal tahun yang buruk pada tahun ini karena pasar saham kawasan Benua Kuning itu jatuh di tengah perekonomian global yang masih melambat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium