Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (14/3/2016) menguat hingga akhir perdagangan.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan dolar masih lemah, di saat minyak terus menguat.
“Dengan semakin besarnya dorongan pelemahan dolar di pasar global, rupiah berpeluang menguat,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (14/3/2016).
Dikemukakan harga minyak brent masih bertahan di atas US$40/barel, bahkan setelah Iran membulatkan rencananya untuk meenggenjot produksi harian.
Sementara itu indeks dolar masih dalam tren turun, bahkan setelah bank sentral Eropa (ECB) mengeluarkan stimulus lanjutan.
“Perhatian investor beralih ke FOMC meeting tengah minggu ini yang masih belum naikkan FFR target. Dollar diperkirakan masih akan berada di tren pelemahan,” kata Rangga.
Dari dalam negeri, ujarnya, pemerintah khawatir dengan penguatan kurs, rupiah bertahan di atas 13.000.
Rupiah melemah tipis di perdagangan Jumat, ketika dolar melemah terhadap seluruh kurs di Asia.
Kekhawatiran yang naik terhadap rupiah yang terlalu kuat berperan mencegah dorongan penguatan yang berlebihan.
“Fokus akan beralih ke neraca perdagangan Februari 2016 di Selasa, serta pengumuman RDG (rapat dewan gubernur) BI pada Kamis,” kata Rangga.
Dikemukakan, peluang pemangkasan BI Rate masih terbuka, melihat penguatan rupiah yang signifikan dalam sebulan terakhir.