Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah menguat tajam ke level tertinggi 3 bulan setelah kemarin terkoreksi. Di Indonesia, produsen semen menyatakan penjualan naik 3% pada Februari.
Bursa Global. Indeks bursa saham Amerika Serikat dan Eropa menguat menjelang rapat European Central Bank. Harapan ekstra stimulus dari ECB turut menopang Dow Jones rebound 0,21%, S&P 500 rebound 0,51%, sedangkan Stoxx 600 menguat 0,49%.
Harga Minyak. Harga minyak kembali bergerak menguat setelah kemarin terkoreksi. Kontrak WTI diperdagangkan menguat 5,07% ke level tertinggi 3 bulan di US$38,35 per barel pada pukul 04.10 WIB, sedangkan Brent naik 3,35% ke US$40,98 per barel.
Selandia Baru. Bank Sentral Selandia Baru menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 2,25%. Hanya 2 dari 17 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi penurunan suku bunga oleh Royal Bank of New Zealand.
Penjualan Semen. Asosiasi Semen Indonesia menyatakan penjualan semen anggotanya pada Februari naik 3% year on year menjadi 4,45 juta ton atau turun 13% dari penjualan Januari. Permintaan di Sumatra naik 16,5% menjadi 2,13 juta ton.
Penerimaan Pajak. Harian Bisnis Indonesia memberitakan penerimaan pajak hingga akhir Februari sekitar Rp124 triliun, lebih rendah dari penerimaan pada periode yang sama senilai Rp145 triliun pada 2014 dan Rp131 triliun pada 2015. Pemerintah tahun ini akan memperketat pengawasan pembayaran pajak, khususnya kepada wajib pajak orang pribadi nonkaryawan dan wajib pajak badan.
Impor Daging. Beleid impor daging zone based telah rampung. Indonesia kini bisa mengimpor daging dan ternak dari kawasan tertentu dalam suatu negara, meskipun negara tersebut berlum dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku.
LPS Rate. Tingkat bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bisa turun sebelum Mei. LPS biasanya menggelar rapat dewan komisioner yang antara lain membahas bunga penjaminan pada Januari, Mei, dan September.
Tarif Interkoneksi. Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia ingin menekan tarif interkoneksi operator seluler dari 6–7 kali menjadi 2–3 kali tarif dalam jaringan.
Tata Niaga Gas. Pelaku usaha niaga gas swasta yang tidak memiliki pipa masih kebagian alokasi dalam 2 tahun ke depan, asal berkomitmen membangun infrastruktur untuk mendistribusikan gas langsung ke konsumen dalam periode tersebut.
