Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah memberi diskon pajak untuk instrumen dana investasi real estat (DIRE) mengundang minat dari emiten properti kelas menengah.
Arvin F. Iskandar, Managing Director Gapuraprima, mengatakan diskon pajak diperlukan agar instrumen ini bisa berkembang sebagai alternatif investasi. "Kami bersyukur kalau ada diskon pajak sehingga kami ada alternatif mencari pembiayaan," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta pada Senin (7/3/2016).
Pekan lalu Kemenko Perekonomian menyatakan pajak penghasilan atas pengalihan aset atau capital gain akan dipangkas menjadi 0,5% dari sebelumnya 5%.
Pajak berupa perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) juga akan diturunkan menjadi paling tinggi 1% dari sebelumnya 5%. Diskon pajak diharapkan membuat pengembang tertarik melepas aset-asetnya untuk dijadikan aset dasar instrumen DIRE.
Arvin menyebut mengemukakan Grup Gapuraprima sebetulnya telah berpengalaman melepas aset untuk dijadikan aset dasar DIRE. Pada 2012 lalu, Grup Gapura Prima melepas Solo Grand Mall ke PT Ciptadana Asset Management untuk aset dasar DIRE Ciptadana Properti.
Per Desember 2015, produk DIRE yang hingga saat ini masih menjadi satu-satunya produk DIRE di Indonesia itu memberikan imbal hasil sebesar 12,29% dengan dana kelolaan sebanyak Rp529,62 miliar.
Berdasarkan pubikasi Gapuraprima, hingga 2015 Gapura Prima memiliki tujuh portofolio aset yang menghasilkan pendapatan berulang. Tujuh aset itu yakni hotel The Bellessa Suites dan Great Western Resort Hotel.
Aset lainnya antara lain Belleza Shopping Arcade, Bellezza Office, Great Western Mall, Great Western Resort Water Park, Anyer Palazzo Resort, dan Gapuraprima Plaza Office.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan per September 2015 pendapatan Gapura Prima dari sewa aparteme, kantor, pusat perbelanjaan, dan jasa layanan mencapai Rp40,89 miliar atau 14,52% terhadap total pendapatan Gapuraprima.