Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG SESI I: Didera Profit Taking, IHSG Bertahan di Atas 4.800

IHSG telah merosot 0,75% atau 36,29 poin ke level 4.807,75 di akhir sesi I. Indeks pagi ini bergerak antara level 4.806,394.860,64 setelah cenderung flat di pembukaan
IHSG masih bertahan di atas level 4.800./Bisnis
IHSG masih bertahan di atas level 4.800./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan masih bertahan di atas level 4.800 pada jeda siang Jumat (4/3/2016) meski di bawah tekanan aksi ambil untung yang membuat saham konsumer merosot tajam.

IHSG telah merosot 0,75% atau 36,29 poin ke level 4.807,75 di akhir sesi I. Indeks pagi ini bergerak antara level 4.806,39—4.860,64 setelah cenderung flat di pembukaan.

“Setelah terus menguat dalam beberapa hari terakhir, IHSG kini menghadapi ancaman aksi ambil untung. Sentimen global dari rilis data penyerapan tenaga kerja AS akan membebani pasar sepanjang hari ini,” papar Tim Riset NH Korindo Securities.

Indeks bursa Asia bergerak variatif ketika investor global menanti konfirmasi rilis data tenaga kerja terhadap ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika Serikat. Indeks Nikkei 225 bergerak menguat 0,05%, Hang Seng naik 0,61%, sedangkan indeks Straits Times melaju 1,3%.

Saham-saham di Bursa Efek Indonesia pagi ini tertekan setelah reli 7 hari mendorong indeks naik lebih dari 5,7% sepanjang 2016 ke level tertinggi dalam 7 bulan.

Sasaran aksi ambil untung investor adalah saham-saham konsumer. Indeks sektor konsumer yang telah menguat hampir 18% sejak pergantian tahun, siang ini telah jatuh 2,01%.

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HSMP) siang ini tertekan 1,61%, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melemah 3,45%, sedangkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) merosot 2,71%.

Sebanyak 136 saham menguat, 100 saham melemah, dan 291 saham stagnan dari 527 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham-saham big cap lain juga terdera aksi profit taking termasuk PT Astra International Tbk (ASII) yang turun 1,09% dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang turun 1,79% setelah kemarin melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 7% menjadi Rp15,48 triliun pada 2015.

Di sisi lain, saham emiten telekomunikasi saingan TLKM justru bergerak menguat. PT Indosat Tbk (ISAT) naik 4,23%, sedangkan PT XL Axiata Tbk (EXCL) menguat 3,5%. Harian Bisnis Indonesia hari inimenyorot kenaikan pendapatan tiga besar emiten telekomunikasi pada 2015.

Dari 9 indeks sektoral IHSG, sebanyak 6 indeks sektoral melemah dan 3 indeks sektoral menguat. Indeks sektor pertambangan menguat tajam di saat IHSG tertekan, naik 1,49%.

“Tren penguatan rupiah yang saat ini berada di bawah Rp13.300 per dolar AS menopang sentimen positif pasar saham. Saham berbasis komoditas berpeluang melanjutkan penguatannya,” kata David Sutyanto, analis dari First Asia Capital.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memimpin sektor pertambangan dengan kenaikan 6,33%, diikuti oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang megnuat 3,08%. Rupiah telah menguat 108 poin ke Rp13.124 per dolar AS pada pukul 11.24 WIB.

Indeks Bisnis27 turun 0,81% atau 3,36 poin ke level 411,23 di jeda siang, berbalik melemah setelah pagi tadi dibuka menguat 0,2%. Bisnis27 pagi ini bergerak antara level 411,03—415,92.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper