Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen bahan kimia PT Lautan Luas Tbk. mengincar pendapatan bersih hingga Rp7 triliun pada tahun ini.
Herman Santoso, Operation Director Lautan Luas, mengatkan pendapatan tersebut bisa diraih jika pihaknya dapat mencatatkan pertumbuhan di kisaran 15% hingga 18% dari target pendapatan pada tahun lalu sekitar Rp6 triliun.
Herman memang enggan menyebut gamblang raihan pendapatan bersih emiten berkode saham LTLS itu pada tahun lalu karena masih diaudit. Namun, dia mengindikasikan target pada 2015 tercapai karena pertumbuhan yang diperoleh mencapai double digit.
Sebagai gambaran, pada Januari-September 2015 pendapatan perseroan mencapai Rp4,83 triliun. Jumlah itu naik sekitar 11,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,34 triliun.
“Meski tahun lalu ekonomi melambat, kinerja kami masih baik,” katanya kepada Bisnis, Senin (29/2/2016).
Pada sembilan bulan pertama tahun lalu, beban pokok penjualan LTLS mencapai Rp4,02 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 12,3% dari periode yang sama pada 2014 yang mencapai Rp3,58 triliun.
Adapun, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Januari-September 2015 tercatat Rp24,27 miliar. Raihan itu menurun sekitar 83,6% dari kurun waktu yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp148,35 miliar.
Pada periode tersebut di tahun lalu, laba tergerus karena karena mengalami penambahan di beberapa lini seperti beban usaha pada 2015 naik sekitar 6,6% menjadi Rp551,92 miliar, sedangkan di tahun sebelumnya hanya Rp515,46 miliar.
Lini beban usaha yang naik tersebut adalah total beban penjualan yang terkatrol 5,2% yaitu Rp212,14 miliar pada Januari-September 2014 menjadi Rp223,76 miliar pada periode sama 2015. Selain itu beban usaha yang naik terjadi pula pada beban umum dan administrasi sekitar 8,2% dari Rp30332 miliar menjadi Rp328,16 miliar.
Beban operasi naik sekitar 34,28% dari Rp136,06 miliar pada Januari-Sepember 2014 menjadi Rp207,83 miliar pada kurun waktu yang sama tahun lalu. Sedangkan beban keuangan naik sekitar 25,80% dari Rp94,08 miliar pada 2014 menjadi Rp126,81 miliar tahun lalu.
Untuk meraih target pertumbuhan tahun ini, pihaknya menyasar kebutuhan produk kimia bagi industri yang prospektif. Herman mencontohkan, untuk jangka pendek pihaknya memberikan pasokan lebih pada sektor infrastruktur, yaitu bahan dasar kaca.
Ditanyai terkait belanja modal, pihaknya tahun ini hanya mengestimasikan Rp200 miliar. Dana tersebut akan dipergunakan untuk meneruskan pembangunan pabrik di Surabaya dan perawatan rutin sekitar 20 pabrik yang menyokong usaha LTLS.
“Kami harus jeli melihat industri mana yang sedang membaik kita akan masuk. Tapi kami harus berhati-hati karena situasi ekonomi ini masih tidak menentu,” ujarnya.
Secara jangka panjang, ada empat sektor yang dibidik emiten berkode saham LTLS tersebut yaitu, sektor makanan dan minuman, sektor personal care, sektor pengolahan air bersih dan sektor agri.
Herman mengklaim, keempat sektor yang disasar tersebut berkontribusi 20% hingga 30% terhadap total pendapatan. “sisanya banyak karena produk kami ribuan seperti bahan kimia yang menyasar industri pengolahan kertas, kulit, tekstil, tambang juga ada,” ungkapnya.