Bisnis.com, HONGKONG--International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional menyatakan surplus minyak global akan bertahan hingga tahun depan sehingga membatasi perbaikan harga dalam jangka pendek.
Dalam laporan jangka menengahnya, IEA mengatakan tingkat pasokan dan permintan akan semakin disesuaikan pada tahun depan. Namun, besarnya suplai masih akan memperlambat laju pemulihan harga.
Survei Bloomberg juga berpendapat persediaan minyak Amerika Serikat kemungkinan akan mencapai level tertinggi lebih dari delapan dekade terakhir, sebelum data resmi yang dirilis Rabu (24/2).
Berdasarkan data pemerintah AS Energy Information Administration (EIA) yang dirilis Kamis (18/2) waktu setempat, persediaan minyak Paman Sam naik 2,15 juta barel pekan lalu ke level tertinggi menjadi 504,1 juta barel.
Pada perdagangan Selasa (23/2) pukul 16:29 WIB harga WTI kontrak April 2016 turun 0,67 poin atau 2,04% menjadi US$32,7 per barel. Sedangkan minyak Brent untuk pengiriman April 2016 harganya berada di level US$34,1 per barel, menurun 0,6 poin atau 1,76%.
Evan Lucas, Market Strategist IG Ltd. di Melbourne menyampaikan, kenaikan data stok minyak Paman Sam membuat harga bergerak di level rendah lebih lama. Bagaimanapun, sisi suplai menjadi rintangan terbesar dalam menstabilkan harga.
"Kami memproyeksikan harga naik tipis pada kuartal II/2016, sekitar US$35 per barel," tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (23/2/2016).
IEA: Pasokan Minyak Belebih Hingga 2017, Harga Rentan Koreksi
International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional menyatakan surplus minyak global akan bertahan hingga tahun depan sehingga membatasi perbaikan harga dalam jangka pendek.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium