Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Mengakhiri Kenaikan Harga

Harga minyak dunia turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pasar mengambil pandangan yang lebih skeptis atas pembicaraan para produsen untuk membatasi produksi yang telah mengangkat harga awal pekan ini.
Harga minyak dunia turun pada Jumat (19/2/2016) atau Sabtu (20/2/2016) pagi WIB karena pasar mengambil pandangan yang lebih skeptis./Bisnis
Harga minyak dunia turun pada Jumat (19/2/2016) atau Sabtu (20/2/2016) pagi WIB karena pasar mengambil pandangan yang lebih skeptis./Bisnis

Bisnis.com, NEW YORK -  Harga minyak dunia turun pada Jumat (19/2/2016) atau Sabtu (20/2/2016) pagi WIB karena pasar mengambil pandangan yang lebih skeptis atas pembicaraan para produsen untuk membatasi produksi yang telah mengangkat harga awal pekan ini.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, turun US$1,13  menjadi berakhir pada US$29,64  per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April, turun US$1,27  menjadi ditutup pada US$33,01  per barel di perdagangan London.

Harga minyak membukukan reli yang kuat pada Rabu dan Kamis pagi menyusul pembicaraan oleh produsen-produsen utama tentang kesepakatan potensial untuk membatasi produksi dalam menanggapi kejatuhan harga.

Arab Saudi dan Rusia sepakat untuk membekukan produksi jika produsen-produsen lain mengikutinya. Iran menyatakan dukungan luas untuk inisiatif tersebut, tapi menolak persetujuan untuk membatasi produksi.

Para analis mengatakan pasar telah bergeser dari pandangan antusiasme di awal menjadi lebih bersikap "show-me".

"Kami benar-benar harus menunggu dan melihat apakah OPEC benar-benar akan membekukan produksi atau apakah itu hanya pembicaraan selama seminggu lalu," kata Andy Lipow dari perusahaan konsultan Lipow Oil Associates.

Tim Evans, analis di Citi Futures, mengatakan pasar telah mengadopsi lebih banyak "pandangan jernih" negosiasi-negosiasi.

"Dalam hal produksi, itu benar-benar berarti status quo yang meninggalkan surplus besar di tempat," kata Evans.

"Ini mungkin menandai beberapa peningkatan minat dialog para produsen yang dapat menyebabkan hasil kemudian, tetapi pada tahap ini kita harus mencatat itu adalah spekulasi, bukan dukungan yang handal." Analis mengatakan sentimen juga diperlemah oleh data persediaan minyak AS yang dirilis Kamis, yang menunjukkan peningkatan 2,1 juta barel pada persediaan komersial AS, bersama dengan peningkatan cukup besar dalam bensin dan produk lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper