Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Timur Tengah Makin Panas, Harga Minyak Ikut Mendidih

Harga minyak dunia terpantau naik tipis pada perdagangan Senin (30/9) seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau naik tipis pada perdagangan Senin (30/9/2024) seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah setelah Israel meningkatkan serangan terhadap pasukan yang didukung Iran.

Mengutip Reuters pada Senin (30/9/2024), harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman November naik 16 sen, atau 0,22%, menjadi US$72,14 per barel. Kontrak tersebut berakhir pada Senin dan kontrak yang lebih aktif untuk pengiriman Desember naik 10 sen, atau 0,14%, menjadi US$71,64.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 sen, atau 0,12%, menjadi US$68,26 per barel.

Harga minyak Brent dan WTI masing-masing turun sekitar 3% dan 5% pada pekan lalu karena kekhawatiran permintaan meningkat setelah stimulus fiskal dari China, ekonomi terbesar kedua di dunia dan importir minyak terbesar, gagal meyakinkan kepercayaan pasar.

Namun, harga pada perdagangan Senin didukung oleh kemungkinan meluasnya konflik Timur Tengah yang melibatkan Iran, produsen utama dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), setelah Israel meningkatkan serangannya terhadap kelompok militan.

"Meningkatnya serangan baru-baru ini di Timur Tengah meningkatkan kemungkinan Iran terseret langsung ke dalam konflik, sehingga menimbulkan risiko signifikan terkait gangguan pasokan di produsen OPEC," kata ANZ Research dalam laporan risetnya.

Israel mengatakan telah mengebom target Houthi di Yaman pada hari Minggu, memperluas konfrontasinya dengan sekutu Iran dua hari setelah membunuh pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah dalam konflik yang meningkat di Lebanon.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin telah memberi wewenang kepada militer untuk memperkuat kehadirannya di Timur Tengah. Pentagon mengatakan  jika Iran, sekutunya, atau proksinya menargetkan personel atau kepentingan AS, Washington akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyatnya.

Laporan dari ANZ menyebut, pada hari ini, pasar akan menanti komentar mendengar dari Gubernur bank sentral AS, The Federal Reserve, Jerome Powell, untuk petunjuk tentang kecepatan pelonggaran kebijakan moneter Fed. Selain itu, tujuh pembuat kebijakan Fed lainnya juga akan berbicara minggu ini.

Namun, harga masih tertekan karena OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, berencana untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Desember dan ekspor minyak dari Libya juga diperkirakan akan kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper