Bisnis.com, JAKARTA— Indeks dolar Amerika Serikat kembali menguat pada penutupan perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB.
Indeks dolar AS menguat 0,17% ke level 96,951.
Sementara itu mata uang euro melemah terhadap dolar AS, setelah muncul spekulasi Bank Sentral Eropa (ECB) akan memperluas stimulus pada pertemuan bulan depan.
Hal tersebut dinilai menambah perbedaan kebijakan dibandingkan bank sentral AS (Federal Reserve) yang masih mempertimbangkan kapan menaikkan suku bunga berikutnya.
Euro juga melemah setelah rilis data tenaga kerja dan bisnis AS, yang mendorong kepercayaan akan kondisi perekonomian negara terbesar dunia tersebut.
Data menunjukkan klaim tunjangan pengangguran di AS turun ke leve.l terendah 3 bulan menjadi 262.000 aplikasi. Indeks Leading Indicator AS turun 0,2% pada Januari, meneruskan pelemahan 0,3% pada Desember.
"ECB sedang condong ke arah tindakan bulan depan. Untuk kebutuhan stimulus tambahan," kata Bipan Rai, Direktur Strategi Valuta Asing Canadian Imperial Bank of Commerce Unit CIBC World Markets seperti dikutip Blomberg, Jumat (19/2/2016).
Euro melemah 0,19% menjadi 1,1107 terhadap dolar AS pada penutupan peragangan Kamis (18/20216). Euro melemah terhadap dolar dalam lima hari perdagangan, atau sejak Jumat (12/2/2016).
Posisi indeks dolar AS
18 Februari
| 96,951 (+0,17%) |
17 Februari | 96,786 (-0,08%) |
16 Februari | 96,868 (+0,97%) |
Sumber: US Dollar Index Spot Rate, 2016