Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEKS EIDO: Minyak OK, Indeks Melesat. Investor AS Bidik Saham Properti

Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) pada perdagangan Rabu atau Kamis pagi ditutup melonjak
Memantau pergerakan bursa./JIBI-Abdullah Azzam
Memantau pergerakan bursa./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) pada perdagangan Rabu atau Kamis pagi ditutup melonjak.

Indeks EIDO pada penutupan perdagangan Rabu (17/2/2016) menguat 1,85%  ke 23,11.

Penguatan EIDO sejalan dengan penguatan bursa AS. Dow Jones melejit 257,42 poin atau 1,59% ke 16.453,83, sementara itu indeks S&P500 di bursa AS bergerak naik 31,24 poin atau 1,65% ke 1.926,82.

Kombinasi kenaikan harga minyak, outlook pesimistis The Fed dan data ekonomi menjaga tren positif di bursa saham Amerika Serikat.

 “Sebagian besar penurunan dalam 6 pekan tahun ini sudah berlebihan, khususnya saham perbankan. Apa ini berarti aksi jual berakhir? Tentu tidak. Namun, jelas ini adalah sinyal positif. Ada perberdaan signifkan antara persepsi dan kenyataan. Ini yang memberikan harapan dan mendorong reli,” kata Peter Dixon dari Commerzbank di London kepada Bloomberg.

Harga minyak rebound tajam setelah mengalami koreksi terbatas. Kontrak WTI diperdagangkan naik 5,58% ke U$30,66 per barel pada penupan perdagangan Rabu.

Sentimen positif juga muncul dari indikasi penundaan kenaikan Fed Fund Rate yang semakin kuat. Notula rapat The Fed Januari kemarin menunjukkan mayoritas anggota FOMC mencemaskan dampak kejatuhan harga komoditas dan anjloknya pasar finansial terhadap ekonomi Amerika Serikat.

Para penentu kebijakan moneter Negeri Paman Sam tersebut sepakat bahwa penyesuaian suku bunga bertahap adalah cara terbai. Namun, mereka menekankan waktu dan laju penyesuaian akan bergantung pada dampak perkembangan ekonomi dan pergerakan di pasar finansial terhadap proyeksi pertumbuhan jangka menengah.

Pasar juga mengamati data ekonomi yang dirilis kemarin. Angka pembangunan rumah baru turun 3,8% menjadi 1,1 juta unit atau level terendah dalam 3 bulan. Indeks harga produsen naik 0,1% pada Januari setelah merosot 0,2% pada Desember. Adapun hasil produksi industri manufaktur AS tersurvei menguat 0,5% pada Januari, kenaikan tertajam sejak Juli 2015.

 

Saham pendorong indeks berdasarkan %:

 

MNCN

+11,91%

LINK

+11,83% 

BEST

+11,02% 

ASRI

+9,09%

 

 Saham penekan indeks berdasarkan %:

 

BWPT

-4,66%

VIVA

-4,49% 

MPPA

-2,40% 

KLBF

-1,92%

 

 

 

Sumber: Bloomberg, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper