Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah hari ini ditutup terdepresiasi 112 poin atau 0,84% ke Rp13.507 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Rabu (17/2/2016).
Penurunan tersebut ditengah adanya spekulasi bahwa Bank Indonesia akan meningkatkan stimulus untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi.
Terpantau dari seluruh mara uang Asean hanya baht Thailand yang mampu menguat 0,06%. Selain itu, ringgit Malaysia (-1,65%), peso Filipina (-0,27%) dan dolar Singapura (-0,14%).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat untuk hari ketiga sebesar 0,43% atau 20,50 poin ke level 4.765,51 dan bergerak pada kisaran level 4.737,42-4.774,46 sepanjang hari ini. Dari 527 saham yang diperdagangkan, sebanyak 147 saham menguat, 120 saham melemah, dan 260 saham stagnan.
Head of Fixed Income Division PT IndomitraSecurities Maximilianus Nico Demus. L mengatakan Rupiah bergerak melemah karena adanya penguatan indeks dolar akibat membaiknya data empire manufacturing memberikan tekanan kepada rupiah.
“Para pelaku pasar dan investor diperkirakan akan menunggu keputusan BI Rate serta menanti notulensi FOMC meeting,” katanya.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
17/2/2016 | 13.507 | -0,84% |
16/2/2016 | 13.395 | -0,12% |
15/2/2016 | 13.379 | +0,82% |
12/2/2016 | 13.490 | -0,20% |
11/2/2016 | 13.463 | -0,06% |
Sumber: Bloomberg