Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (15/2/2016) menunggu data neraca perdagangan.
“Siang ini ditunggu neraca perdagangan yang diperkirakan menipis surplusnya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (15/2/2016).
Dia mengemukakan penting diperhatikan performa impor yang jika naik, bisa berarti perbaikan pertumbuhan.
Rupiah, ujarnya, melemah pada perdagangan Jumat sore sejalan dengan aksi jual di pasar saham dan SUN. Pelemahan rupiah juga sejalan dengan pelemahan kurs lain di Asia terhadap dolar.
Surplus neraca pembayaran kuartal IV/2015, serta pengumuman paket kebijakan X, tidak terlalu memberikan sentimen positif terhadap rupiah di tengah kembalinya sentimen penguatan dolar di pasar global.
“Rupiah berpeluang melanjutkan pelemahannya hari ini,” kata Rangga.
Rangga mengatakan pertumbuhan Jepang negatif, data perdagangan Tiongkok ditunggu. Indeks dolar menguat tipis setelah sebelumnya terodorong pelemahan.
“Ke depan ruang pelemahan dolar masih ada melihat peluang kenaikan FFR target lanjutan yang makin kecil,” kata Rangga.
Di sisi lain, tambahnya, harga minyak mentah Brent naik 10% setelah spekulasi kesepakatan antara anggota OPEC untuk menghentikan episode harga minyak rendah.
“Pagi ini ditunggu data perdagangan Tiongkok yang diperkirakan memburuk. Sebelumnya angka pertumbuhan Jepang kuartal IV/2015menunjukkan angka negatif menandakan masih terjadinya resesi,” kata Rangga.