Bisnis.com, JAKARTA- Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) keseluruhan selama 2015 mengalami defisit US$1,1 miliar, walaupun posisi kuartal IV/2015 menunjukkan posisi surplus sebesar US$5,1 miliar.
Pada 2014 NPI tercatat surplus US$15,2 miliar.
Ditengah pelemahan komoditas dan ekspor, defisit transaksi berjalan mengalami penurunan menjadi sebesar US$17,8 miliar (2,06% PDB), dari posisi defisit tahun sebelumnya US$27,5 miliar (3,09% PDB).
“Kami memperkirakan tekanan terhadap komoditas dan ekspor akan tetap berlanjut, di tengah peningkatan belanja negara untuk pemenuhan realisasi infrastruktur,” tulis HP Analytics dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (15/2/2016).
Tren tersebut, ujarmya, akan menyebabkan pelebaran pada CAD 2016.
“Namun apabila kinerja transaksi modal dan finansial terus membaik sejalan dengan ekspektasi akan penyesuaian suku bunga secara bertahap oleh The Fed, stabilisasi nilai tukar rupiah dan perbaikan dalam data fundamental ekonomi domestik, hal ini dapat membantu penurunan defisit pada NPI kedepannya,” tulis HP Analytics.