Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan pengguna Twitter pada kuartal terakhir stagnan dan penjualan pada periode saat ini diprediksi akan meleset dari proyeksi analis.
Chief Executive Officer Twitter Jack Dorsey juga terlihat terus berjuang untuk membuat situs lebih memikat konsumer dan pengiklan.
Perusahaan jejaring sosial yang berbasis di San Fransisco dalam pernyataannya mengungkapkan pendapatan pada kuartal pertama akan berada pada kisaran US$595 juta hingga US$610 juta.
Angka tersebut masih di bawah rata-rata proyeksi analis sebesar US$627,6 juta, berdasarkan data yang dikumpulkan Bloomberg.
Pengguna aktif bulanan tercatat sebanyak 320 juta pada tiga bulan terakhir tahun lalu, sama seperti laporan perseroan pada kuartal III/2015, sedangkan anlis mengestimasi pengguna twitter mencapai 324 juta.
Saham Twitter telah anjlok 35% sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran yang mendalam terhadap kinerja perseroan di bawah kepemimpinan Dorsey. Sementara itu pada penutupan perdagangan Rabu dini hari tadi, saham berkode TWTR itu ditutup naik 4,03% ke level US$14,98.
"Ini ada periode kritis bagi Twitter, dan mereka perlu menunjukkan lebih dari sekedar optimisme. Kondisinya sangat rapuh saat ini, dan terutama jika kita memasuki kondisi resesi, dimana mendapatkan iklan menjadi lebih sulit, bagi semua orang," ujar Rob Sanderson, Analyst MKM Partners LLC, seperti dikutip dari Bloomberg.