Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Rokok HM Sampoerna Stagnan 109,8 Miliar Batang

Induk usaha PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), Philip Morris International Inc., melaporkan produksi rokok di Indonesia periode 2015 naik tipis 0,1% cenderung stagnan sebanyak 109,8 miliar batang dari tahun sebelumnya 109,6 miliar batang.
Kantor HM Sampoerna. /HM Sampoerna
Kantor HM Sampoerna. /HM Sampoerna

Bisnis.com, JAKARTA--Induk usaha PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP), Philip Morris International Inc., melaporkan produksi rokok di Indonesia periode 2015 naik tipis 0,1% cenderung stagnan sebanyak 109,8 miliar batang dari tahun sebelumnya 109,6 miliar batang.

Dalam keterbukaan informasi yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/2/2016), secara keseluruhan, total volume penjualan rokok di Indonesia mencapai 314 miliar batang pada 2015. Volume tersebut stagnan dari periode tahun sebelumnya yang mencapai 314 miliar batang.

Khusus kuartal III/2015, produksi HM. Sampoerna hanya tumbuh 0,3% menjadi 27,94 miliar batang dari periode sebelumnya 27,87 miliar batang. Padahal, volume penjualan rokok di Indonesia tumbuh 3,3% pada periode yang sama menjadi 81,6 miliar batang dari sebelumnya 79 miliar batang.

Pangsa pasar produk rokok HMSP sepanjang tahun lalu justru meningkat menjadi 35% dari sebelumnya 34,9%. Lonjakan market share terbesar terjadi pada produk Dji Sam Soe menjadi 7% dari tahun sebelumnya 6,3%.

Chief Executive Officer Philip Morris International Andre Calantzopoulos mengatakan sepanjang 2015, pangsa pasar rokok secara keseluruhan diperkirakan stagnan lantaran perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Sedikit peningkatan pangsa pasar Philip Morris mencerminkan kinerja yang kuat dari rokok kretek buatan mesin, terutama Sampoerna A, Dji Sam Soe Magnum dan Dji Sam Soe Magnum Biru, sebagian diimbangi oleh U Mild, serta portofolio sigaret kretek tangan terutama pada Sampoerna Hijau turun 0,4 poin ke 3%," ungkapnya.

Pada kuartal IV/2015, sambungnya, peningkatan total market share terlihat dari perbandingan menguntungkan pada kuartal IV/2014. Melorotnya market share ditengarai lantaran dampak negatif pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih tinggi dari biaya komoditas.

Kinerja Philip Morris

Secara keseluruhan, Philip Morris International Inc. melaporkan laba per saham dilusian sepanjang periode 2015 mencapai US$4,42 atau turun 7,1% sebesar US$0,34 dari tahun sebelumnya US$4,76.

Sepanjang periode 2015, PMI mengantongi pendapatan senilai US$26,79 miliar. Perolehan tersebut terkoreksi 10% dari periode yang sama pada 2014 senilai US$29,76 miliar.

Koreksi pendapatan terdalam terjadi pada wilayah Eropa Barat, Timur Tengah, dan Afrika, termasuk bisnis bebas pajak PMI, mencapai US$7,36 miliar pada 2015. Perolehan itu anjlok 14,5% year-on-year dari periode 2014 yang mencapai US$8,61 miliar.

PMI meraup pendapatan operasional mencapai US$10,97 miliar pada periode 2015. Perolehan tersebut turun 9,1% y-o-y dari tahun sebelumnya yang mencapai US$12,06 miliar.

Sementara itu, volume produksi PMI sepanjang tahun lalu juga terkoreksi 1% menjadi 847,27 miliar batang dari sebelumnya 855,95 miliar batang. Koreksi terbesar terjadi pada produksi Amerika Latin dan Kanada 2,9% menjadi 91,92 miliar batang dari 94,7 miliar batang.

Revenue PMI secara keseluruhan, tidak termasuk pajak, mencapai US$73,9 miliar, turun 7,7% dari tahun sebelumnya US$80,1 miliar. Beban penjualan mencapai US$9,36 miliar, turun 10,3% dari sebelumnya US$10,43 miliar.

Cukai rokok yang dibayarkan PMI sepanjang periode 2015 mencapai US$47,11 miliar, turun 6,4% dari tahun sebelumnya US$50,33 miliar. Laba kotor yang diraup PMI mencapai US$17,42 miliar atau turun 9,8% dari sebelumnya US$19,33 miliar.

Secara keseluruhan, laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk mencapai US$6,87 miliar setara dengan Rp92,78 triliun. Pundi-pundi keuntungan Philip Morris pada 2015 turun 8,3% dari periode sebelumnya US$7,49 miliar setara dengan Rp101,15 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper