Bisnis.com, JAKARTA— Harga batu bara melemah di hari ketiga perdagangan, pasar masih dibayangi kelebihan pasokan batu hitam.
Harga batu bara pada penutupan perdagangan Senin (8/2/2016) untuk kontrak Maret 2016 di bursa komoditas ICE Futures Europe Commodities melemah 0,23% ke US$43,40/metrik ton.
Permintaan batubara terus tertekan, dibayangi ekonomi China yang melambat. Ditambah lagi pemerintah Tiongkok saat ini berusaha untuk menekan polusi industrinya dari emisi karbon.
China juga akan menangguhkan persetujuan terkait tambang batu bara baru untuk tiga tahun ke depan, menurut pernyataan dari Dewan Negara, badan administratif tertinggi negara itu.
"Pada tahun 2020, masalah kelebihan kapasitas harus ditingkatkan," kata Helen Lau, Analis Securities Argonaut (Asia) Ltd seperti dikutip Bloomberg, Selasa (9/2/2016).
Sejumlah produsen batu bara China berencana untuk memotong kapasitas produksinya. konsumen batu bara terbesar di dunia bertujuan untuk menghilangkan sebanyak 500 juta metrik ton produksi tahunan dalam tiga sampai lima tahun, Dewan Negara mengatakan dalam sebuah pernyataan, Jumat.
"Dokumen ini menetapkan target agresif, yang menyoroti penentuan pemerintah pusat untuk mengurangi kelebihan pasokan," kata Deng Shun, Analis ICIS China.
Pergerakan harga batu bara di bursa Rotterdam*
Tanggal | US$/MT |
8 Februari | 43,40 (-0,23%) |
5 Februari | 43,50 (-1,58%) |
4 Februari | 44,20 (-2,10%) |
*Kontrak Maret 2016
Sumber: Bloomberg