Bisnis.com, JAKARTA— Siang ini rupiah masih melemah 78 poin atau 0,57% ke Rp13.675, sementara itu dengan kondisi indeks dolar yang masih melemah diyakini bisa kembali mengerek kurs.
Setelah Senin indeks dolar AS ditutup melemah 0,48% ke 96,57, hari ini pk. 12.12 WIB indeks jadi melemah 0,05% ke 96,523.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat sepanjang minggu ini akan terbantukan sentimen pelemahan dolar di pasar global.
“Minggu ini rupiah masih akan terbantu sentimen pelemahan dolar di pasar global,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (9/2/2016).
Dikemukakan ekspektasi kenaikan lanjutan Fed Rate memudar semenjak awal tahun, setelah data penyerapan tenaga kerja AS diumumkan buruk.
Baik indeks dolar dan imbal hasil UST 10 tahun anjlok. Bahkan yen dan euro menguat tajam di tengah pelonggaran moneter oleh BoJ dan ECB.
Rangga mengemukakan indeks dolar berpeluang tetap tertekan di minggu ini.
Sementara itu inflasi Jepang yang dirilis Rabu pagi, kemungkinan naik, dan pertumbuhan PDB Zona Euro pada Jumat sore, kemungkinan memburuk. Menjadi dua data ekonomi global yang paling ditunggu minggu ini.
Dari dalam negeri, prospek pertumbuhan domestik yang terus membaik berhasil mendorong penguatan aset berdenominasi rupiah, termasuk rupiah, SUN dan IHSG.
“Rupiah bisa terus menguat, optimisme pertumbuhan kembali,” kata Rangga.
Membaiknya pertumbuhan PDB juga menjadi bukti agresivitas belanja pemerintah masih mampu mendukung pertumbuhan, di tengah penurunan harga komoditas.
Aliran dana asing yang terus masuk baik ke saham dan SUN menunjukkan investor asing yang juga optismistis.
“Tentu faktor eksternal seperti harapan kenaikan FFR target yang terus memudar juga menjadi faktor kunci penguatan rupiah,” kata Rangga.
Rangga mengatakan penurunan cadangan devisa menjadi satu-satunya hal negatif, yang juga bisa berarti gelontoran likuiditas dari BI untuk mendorong perekonomian masih akan terbatas.
Fokus akan perlahan beralih ke neraca perdagangan di Senin pagi, serta keputusan BI Rate beberapa hari setelahnya yang diperkirakan turun 25bps.