Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menguatkan prospek surat utang valas jangka panjang PT Soechi Lines Tbk dalam rating B+ dengan outlook stabil.
Associate Director Fitch, Akash Gupta, mengatakan peringkat tersebut didukung oleh posisi Soechi Lines sebagai perusahaan papan atas di sektor migas dengan jaringan yang kuat dan rekam jejak operasional yang baik.
"Industri pelayaran domestik juga terlindung dari kompetisi pemain asing lewat asas cabotage sehingga menghasilkan posisi permintaan-penawaran yang stabil dari sisi harga," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Bisnis,.com, Selasa (9/2/2016).
Faktor kunci lain yang menjadi pertimbangan peniaian Fitch yakni permintaan jasa angkutan yang stabil.
Akash menyebut, kapal tanker milik Soechi Lines diarahkan untuk mengangkut produk minyak di mana konsumsi minyak di Indonesia tetap terjaga seiring laju pertumbuhan ekonomi.
Ini tercemin dari tingkat penggunaan armada yang mencapai 96% pada 2015, naik dari posisi akhir 2014 sebesar 87%.
Di samping itu, Fitch menilai risiko penurunan kontrak juga rendah kendati klien perseroan didominasi satu perusahaan, yakni PT Pertamina (Persero).
Hingga September 2015, 53% pendapatan SOCI berasal dari kontrak yang diberikan Pertamina.
Relasi bisnis yang panjang sejak 1981 dengan Pertamina diyakini akan menghindarkan Sochie dari sejumlah risiko.
Akash menyebut risiko antara lain, kontrak tidak diperpanjang oleh Pertamina, perpanjang kontrak lebih rendah, atau gagal bayar.
Ini diperkuat bahwa pada semester II 2015 Soechi mendapat tiga kontrak carter dari Pertamina.
Di sisi lain, Akash menilai armada kapal Soechi yang berumur uzur dan berkapasitas kecil bisa membatasi peringkat Soechi.
Kapal-kapal tua menurut Akash memerlukan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi dan lebih rendah mendapat masalah operasional.
Adapun, rata-rata umur armada Soechi berdasarkan kapasitasnya mencapai 17 tahun.
Sebelumnya, pada 16 Oktober 2015, perusahaan berkode emiten SOCI itu telah mendaftarkan prospektus penerbitan surat utang senilai S$300 juta di Bursa Singapura.