Bisnis.com, KIEV--Pola cuaca el nino yang menyebabkan rendahnya curah hujan membuat Afrika Selatan terancam menunai panen jagung terendah sejak 2007.
Data Bloomberg menunjukkan harga jagung pada perdagangan Kamis (28/1) pukul 17:30 WIB untuk kontrak Maret 2016 turun 0,07% atau 0,25 poin menjadi US$369,00 per bushel.
Marda Scheepers, juru bicara Nation Crop Estimates Committee menyampaikan, penghasil jagung terbesar di benua Afrika itu kemungkinan mendulang hasil sebanyak 7,44 juta ton pada musim yang berakhir April 2016.
Berdasarkan survei Bloomberg jumlah tersebut menurun 25% dibandingkan musim sebelumnya sebesar 9,9 juta ton, tetapi melebihi perkiraan tujuh analis sebanyak 6,1 juta ton.
Area yang ditanami seluas 1.995 juta ha, atau 25% lebih kecil dibandingkan 2015. Asosiasi pertanian Grain SA menyebutkan, Afrika Selatan mungkin perlu mengimpor sekitar 970.000 ton jagung pada April dan 5 juta ton pada 12 bulan berikutnya, akibat penurunan curah hujan terminim sejak 1904.
Ekonomi Grain SA Wandile Sihlobo mengatakan, bila panen tanaman musim ini terwujud, maka impor bisa diturunkan menjadi 3 juta ton untuk memenuhi permintaan domestik. "Ini masih perkiraan awal, masih perlu melihat lebih jauh gambaran yang jelas mengenai kondisi penanaman saat ini," tuturnya, Kamis (28/1/2016).
Panen Jagung Afsel Berpotensi Turun 25%
Pola cuaca el nino yang menyebabkan rendahnya curah hujan membuat Afrika Selatan terancam menunai panen jagung terendah sejak 2007.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu
Ini Biang Kerok Bikin Kinerja IHSG Paling Boncos se-Asia Tenggara
43 menit yang lalu