Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan China Melambat, Harga Tembaga Terjatuh

Setelah mengalami reli positif selama dua hari, harga tembaga kembali terjatuh. Pasalnya, permintaan China diprediksi mengalami perlambatan terparah sejak 1998.
Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, SHANGHAI--Setelah mengalami reli positif selama dua hari, harga tembaga kembali terjatuh. Pasalnya, permintaan China diprediksi mengalami perlambatan terparah sejak 1998.

Data Bloomberg menunjukkan harga tembaga Comex untuk kontrak Maret 2016 pada pukul 17:37 WIB turun 0,68% atau 1,40 poin menjadi US$205,5 pon.

Barclays Plc memprediksi pertumbuhan permintaan Negeri Panda melambat pada tahun ini menjadi 2% dari 3% pada periode 2015. Dalam risetnya tertulis permintaan hilir seperti industri real estate dan barang-barang konsumsi menunjukkan sinyal pelemahan. Sedangkan kenaikan anggaran jaringan listrik memberikan pertanda menggembirakan.

Bursa saham China juga terjatuh pada Kamis (28/1) sehingga membayangi pelemahan ekonomi dari sisi internal, dan secara eksternal dapat menekan harga komoditas. Shanghai Composite Index turun 2,9% ke level terendah seja November 2014.

Head of Research PT Maybank Kim Eng Indonesia Isnaputra Iskandar menyampaikan, tahun lalu harga nikel terjatuh 41,8% secara tahunan, diikuti seng (26,5%), tembaga (26,1%), timah (24,9%), alumunium (17,8%), dan timbal (2,5%).

Bank Dunia dalam Commodity Market Outlook January 2016 memproyeksikan harga logam secara keseluruhan dapat terkoreksi 10%. Hal terebut terjadi akibat menurunnya permintaan pasar negara berkembang, khususnya China, dan peningkatan kapasitas produksi yang baru.

Harga bijih besi menurun paling tajam sekitar 25%, karena berkurangnya impor dari produsen baja di Negeri Panda dan adanya pasokan baru di Australia dan Brazil. Penurunan nilai jual diikuti nikel sebanyak 16% dan tembaga sebesar 9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper