Bisnis.com, JAKARTA – Harga surat utang negara pada perdagangan Selasa, (26/1/2016), diprediksi cenderung bergerak terbatas menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral AS.
I Made Adi Saputra, analis fixed-income MNC Securities, mengatakan gejolak di pasar saham global akibat kembali turunnya harga minyak dunia akan menjadi faktor yang dicermati pelaku pasar pada perdagangan hari ini.
Juga pada hari ini, pemerintah berencana melelang lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) dengan target penerbitan Rp4 triliun. Pada lelang SBSN sebelumnya, pemerintah meraup dana Rp4 triliun dari total penawaran yang masuk Rp7,93 triliun.
“Bagi investor yang ingin menempatkan dananya pada instrumen syariah, lelang merupakan peluang untuk mendapatkan instrumen syariah di tengah keterbatasan pasokan surat berharga syariah di pasar sekunder,” kata Made, Selasa, (26/1/2016).
Menurutnya, secara teknikal, harga surat utang negara (SUN) masih berada pada tren naik dalam jangka pendek. Namun, untuk beberapa seri SUN bertenor pendek dan menengah, indikator teknikal menunjukkan harga SUN tersebut telah memasuki area jenuh beli (overbought) sehingga membuka peluang terjadinya koreksi.
“Kami sarankan kepada investor untuk tetap mencermati pergerakan harga SUN di pasar sekunder dengan melakukan strategi trading di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi,” kata Made.
Rekomendasinya, jual untuk FR0053 dan FR0056 dan sebagai pengganti beli FR0031, FR0070, dan FR0059.