Bisnis.com,JAKARTA —Rupiah kembali tertekan di penutupan pasar spot dengan terdepresiasi 0,37% atau 51 poin ke Rp13.943 per dolar AS pada perdagangan Rabu (6/1/2016).
Padahal, nilai tukar rupiah pada pagi ini dibuka menguat 0,45% atau 62 poin ke level Rp13.830 per dolar AS.
Laju depresiasi rupiah sempat terhenti pada Selasa (5/1/2015), tertahan sentimen positif dari penurunan harga BBM dan inflasi yang melandai.
Rupiah kembali tertekan di penutupan pasar spot dengan terdepresiasi 0,37% atau 51 poin ke Rp13.9432 per dolar AS.
Rupiah melemah 28 poin atau 0,2% ke Rp13.920 per dolar AS di awal sesi II perdagangan saham.
Rupiah bergerak menguat di jeda siang bursa saham, terapresiasi 7 poin atau 0,05% ke Rp13.885 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah menguat 0,05% atau 6,6 poin ke level Rp13.885. Rupiah berfluktuasi sejak awal pembukaan di saat nilai mata uang di Asia cenderung tertekan terhadap dolar AS.
Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas, mengatakan ekspektasi inflasi yang rendah memberikan dorongan penguatan bagi rupiah.
Namun, harga komoditas yang masih lesu dan pelemahan euro memberikan tekanan terhadap rupiah melalui apresiasi indeks dolar.
“Harga komoditas yang belum beranjak naik masih akan menjaga peluang depresiasi. Indeks dolar yang menguat bisa kembali mendorong pelemahan rupiah hari ini,” kata Rangga.
Rupiah diperdagangkan melemah 1 poin atau 0,01% ke Rp13.893 per dolar AS setelah bursa saham dibuka.
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,45% atau 62 poin ke level Rp13.830 per dolar AS pada perdagangan Rabu (6/1/2016).
Penguatan ini sejalan dengan pergerakan KURS Asia yang bergerak di zona hijau pagi ini.