Bisnis.com, JAKARTA— Tekanan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi berkurang pada hari ini, Senin (4/1/2016).
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan hal itu didorong olek sentimen positif dari perkiraan inflasi Desember 2015 yang rendah. Dia memprediksi inflasi turun hingga 2,8% yoy dari sebelumnya 4,89% yot.
Inflasi diperkirakan tetap rendah di awal 2016, lanjutnya, di tengah penurunan harga minyak serta keputusan pemerintah memangkas harga BBM serta tarif listrik.
“Inflasi Desember 2015 yang rendah berpeluang membawa sentimen positif karena ekspektasi pemangkasan BI rate diperkirakan juga meningkat, RDG berikutnya pada 13-14 Januari 2016,” paparnya dalam riset.
Sementara itu, dia juga menyebutkan harga minyak mulai stabil tetapi bertahan di level rendah sehingga menjaga ekspektasi terhadap harga komoditas di tahun ini juga tetap rendah.
Pelemahan yang melanda kurs negara pengekspor komoditas membuat dollar index tetap kuat di kisaran 98,6.
Imbal hasil US Treasury yang naik perlahan mulai mendorong kenaikan imbal hasil obligasi global lainnya seiring dengan baiknya data ekonomi AS.