Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perbankan dan ritel dianggap memperberat pemulihan kinerja pasar saham. Oleh karena itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya akan pulih terbatas tahun depan.
Credit Suisse melihat tekanan marjin masih akan mewarnai kinerja perbankan Tanah Air dan bakal memberikan sentimen negatif bagi saham di sektor itu.
Perlambatan ekonomi dan pertumbuhan kredit yang tinggi dalam 5 tahun terakhir dapat diartikan sebagai risiko kenaikan kredit bermasalah (nonperforming loans/NPL).
"Ini berarti pertumbuhan pendapatan perbankan jatuh dari rata-rata historis di atas 20% ke single digit," kata Kepala Riset Ekuitas Credit Suisse Jahanzeb Naseer, Senin (21/12/2015).
Sektor ritel juga dianggap penahan akselerasi IHSG, terutama emiten dengan kandungan impor banyak, seperti PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).
Emiten-emiten itu, lanjut Naseer, akan berjuang melindungi marjin dengan mengerek harga untuk menyiasati depresiasi rupiah.
Credit Suisse memperkirakan IHSG menyentuh 5.300 tahun depan, meningkat hampir 20% dari level saat ini, seiring pertumbuhan terbatas pendapatan korporasi dan dampak stimulus ekonomi yang memberikan sentimen positif terhadap pasar saham Indonesia.[]