Bisnis.com, JAKARTA-- Nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat pada perdagangan Senin (21/12/2015).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan pada akhir pekan lalu rupiah ditutup menguat signifikan bersamaan dengan pelemahan dolar AS di pasar Asia.
Hal itu seiring perkiraan kenaikan suku bunga The Fed yang akan terjadi bertahap membuat sentimen negatif di pasar negara berkembang tergerus.
Namun, penurunan harga komoditas global akan membuat penguatan drastis rupiah tertahan dalam jangka pendek.
"Walaupun faktor perbaikan permintaan domestik melalui belanja pemerintah bisa memberikan dorongan penguatan rupiah dalam jangka menengah, di tengah penurunan harga minyak. Adapun imbal hasil SUN terdorong turun seiring terpangkasnya ekspektasi inflasi, dan rendahnya inflasi mengangkat peluang pemangkasan BI rate," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Adapun saat ini pasar menunggu angka revisi PDB AS yang akan diumumkan Selasa malam. Hal ini penting untuk menilai seberapa kuat perekonomian AS menahan kenaikan suku bunga.