Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup menguat 91 poin atau 0,65% ke level Rp13.918/US$ pada perdagangan Jumat (18/12/2015).
Pergerakan mata uang Garuda itu terjadi saat mata uang di kawasan regional Asia juga cenderung menguat. Dari data Bloomberg diketahui hanya dolar Taiwan dan won yang melemah sore ini.
Pada awal perdagangan, rupiah sempat dibuka melemah ke Rp14.011 per dolar AS. Sepanjang hari ini, rupiah berfluktuasi pada kisaran Rp13.913/US$ hingga Rp14.056/US$.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) melemah 4 poin atau 0,03% ke level Rp14.032/US$. Adapun, kurs transaksi BI dipatok Rp14.102/US$ untuk kurs jual dan Rp13.962/US$ untuk kurs beli.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menilai penguatan rupiah didukung oleh kebijakan BI yang tetap mempertahankan suku bunga di level 7,5%.
"Kenaikan rupiah juga dapat terjadi jika pelaku pasar tidak switching [melakukan penukaran] signifikan pada dolar AS yang sedang menguat," paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Dia juga mengatakan adanya ketidakpastian yang sebelumnya menyelimuti pergerakan mata uang global kini mulai mereda.
Berikut kurs rupiah di pasar spot:
Tanggal | Level (Rp/US$) | Perubahan (%) |
18/12/2015 | 13.918 | +0,65% |
17/12/2015 | 14.009 | +0,44% |
16/12/2015 | 14.071 | -0,18% |
15/12/2015 | 14.046 | +0,55% |
14/12/2015 | 14.123 | -0,93% |
Sumber: Bloomberg