Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah tajam 1,92% atau 87,31 poin ke level 4.468,65 pada perdagangan Jumat (18/12/2015).
Indeks melemah tertekan aksi jual investor setelah menguat tajam 4,1% selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Sepanjang hari ini, indeks bergerak pada kisaran 4.467,06-4.514,54.
Dari 524 saham yang diperdagangkan, sebanyak 80 saham menguat, 177 saham melemah, dan 267 saham stagnan.
Sembilan sektor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia seluruhnya melemah dengan pelemahan terbesar dialami sektor finansial yang turun hingga 3,09%.
Indeks Bisnis 27 juga ditutup anjlok 2,66% atau 10,51 poin ke 385,05. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 0,65% atau 91 poin ke Rp13.918.
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia dibayangi sentimen negatif dari pasar komoditas minyak mentah yang dini hari tadi membuat Bursa AS melemah. Kontrak komoditas minyak untuk pertama kalinya diperdagangkan di bawah level US$35/barel sejak Februari 2008.
“Pelemahan harga minyak dunia menjadi sentimen pelemahan indeks. Fokus investor kini lebih mengarah kepada sekuat mana kekuatan ekonomi AS pascakenaikan Fed Fund Rate,” kata Tim Riset Samuel Sekuritas.
Selain itu, indeks juga dibayang-bayangi oleh aksi ambil untung investor memanfaatkan reli harga saham menjelang dan setelah penaikan suku bunga acuan The Fed.
"Pergerakan IHSG hari ini sangat rawan untuk terjadi profit taking setelah dalam tiga hari terakhir mengalami kenaikan yang singinfikan," kata Tim Riset Mandiri Sekuritas.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | Perubahan (%) |
HMSP | -3,01 |
BBRI | -4,33 |
UNVR | -3,18 |
BMRI | -3,57 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | Perubahan (%) |
IIKP | +23,46 |
BMTR | +8,18 |
GGRM | +0,68 |
SSMS | +3,9 |
Sumber: Bloomberg.