Bisnis.com, PADANG—PT Bursa Efek Indonesia mencatatkan transaksi investor saham di Sumatra Barat sepanjang tahun ini mencapai rerata Rp62,39 miliar per hari atau sebesar Rp1,31 triliun per bulan.
Kepala BEI cabang Padang Reza Sadat Shahmeini menyebutkan dalam lima tahun terakhir, rerata transaksi di daerah itu mengalami peningkatan hingga 30%, bahkan tahun ini diperkirakan peningkatan menyentuh di angka tersebut.
“Rerata peningkatan di kisaran 30%, begitu juga untuk jumlah investor meningkat hingga lebih dari 40%,” katanya kepada Bisnis, Jumat (18/12/2015).
Dia mengatakan tahun ini, transaksi investor saham asal Sumatra Barat merupakan yang tertinggi nomor tujuh di Tanah Air, setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Jawa Tengah, dan Sumatra Utara.
Dari data bursa, Reza mengungkapkan dua kota di Sumbar masuk daftar 50 kota dengan transaksi teraktif, yakni Kota Padang dengan rerata transaksi Rp43,78 miliar per hari dan Kota Payakumbuh dengan kisaran transaksi Rp17,58 miliar per hari.
Dia meyakini volume transaksi tahun depan bakal terus meningkat mengingat pertumbuhan investor bursa yang mencapai 42,93% di daerah itu, termasuk dampak kebijakan penaikan suku bunga The Fed yang mendorong kepastian pasar.
Reza mengatakan jumlah investor pasar modal di Sumbar sudah mencapai 5.087 investor sampai November 2015, dengan pertumbuhan investor per tahun mencapai 32,83%.
Adapun, tahun ini, BEI Padang ditargetkan menambah 900 investor baru. “ Realisasinya sampai November sudah 1.528 investor, bisa lebih banyak lagi,” kata Reza.
Dia menyebutkan untuk strategi meningkatkan jumlah investor masih dilakukan dengan menyasar perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, dan perusahaan swasta.
Untuk perguruan tinggi, BEI sudah membuka empat galeri pojok bursa di daerah itu a.l Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang, Politeknik Negeri Padang, dan Universitas Putra Indonesia YPTK.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mengungkapkan perguruan tinggi merupakan salah satu prioritas untuk meningkatkan jumlah investor saham di bursa dalam negeri.
Perguruan tinggi dipilih karena secara tingkat pendidikan, mahasiswa dianggap sudah mampu memahami cara kerja industri pasar modal serta bisa mempelajari sektor tersebut dengan baik, sehingga secara tidak langsung juga mendorong masyarakat umum untuk terlibat di pasar modal.
“Tahun depan kami targetkan bertambah 200.000 – 300.000 investor. Lebih dari 50% dari jumlah yang ada sekarang,” katanya.
Dia menyebutkan strategi lembaganya adalah mendorong sebanyak-banyaknya masyarakat untuk berinvestasi di bursa saham, sehingga porsi asing di Bursa Efek Indonesia bisa lebih berimbang dan berdampak terhadap ketahanan pasar.
Adapun, saat ini, kepemilikan dana asing dalam struktur BEI mencapai 66%, yang rentan menyebabkan gejolak di pasar saham.