Bisnis.com, JAKARTA-- Emiten pelayaran PT Berlian Laju Tanker Tbk. (BLTA) mengeksekusi konversi utang menjadi saham melalui private palcement senilai Rp13,5 triliun.
Berdasarkan rilis resmi perseroan di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (15/12/2015), disebutkan transaksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang akan dilakukan oleh BLTA terkait konversi yang para kreditur yang tak dijamin menjadi saham telah mendapatkan restu pemegang saham.
"Pelaksanaan penerbitan saham baru dengan jumlah sebesar 11,93 miliar lembar saham dalam perseroan sebagai hasil pelaksanaan transaksi," tulis direksi BLTA
Perincian saham baru perseroan terdiri dari seri A sejumlah 9,7 miliar lembar dengan harga pelaksanaan Rp1.158,48/saham. Total dana yang diperoleh dari seri ini mencapai Rp11,24 triliun.
Kemudian, seri A sejumlah 2,22 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp1.023,32/saham. Total dana dari seri ini mencapai Rp2,27 triliun.
Manajemen BLTA akan menyampaikan hasil pelaksanaan transaksi tersebut kepada masyarakat dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat 2 hari kerja. Termasuk mengumumkan nama-nama dari para pihak yang akan menerima saham baru.
Berlian Laju Tanker sebelumnya menyatakan akan melanjutkan rencana restrukturisasi utang, termasuk melalui aksi private placement, setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham.
Manajemen Berlian Laju Tanker (BLTA) menyatakan niatan menggelar penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilakukan Rabu (18/11/2015).
Dari private placement tersebut, perusahaan jasa pelayaran itu akan menerima injeksi dana sebesar US$10 juta dari PT Elang Megah Inti (EMI), Benny Lucman, dan Gideon Shem Chandra. Dua nama terakhir merupakan pemegang saham EMI.
Para pihak telah menandatangani perjanjian mandatory convertible security (MCS) pada 9 Oktober 2015, di mana MCS akan direalisasikan lewat skema private placement. Aksi ini ditargetkan dapat dilakukan paling lambat Februari 2016.
BLTA sebelumnya juga berencana mengonversi utang-utangnya menjadi saham dengan nilai mencapai US$1,03 miliar. Sebagian besar utang perseroan jatuh tempo pada 2023 dengan jumlah menyentuh US$1,2 miliar.
Di sisi kinerja, BLTA menekan rugi periode berjalan sebesar 36,17% pada kuartal III/2015 menjadi US$27,58 juta dari periode yang sama setahun sebelumnya yang sekitar US$43,22 juta.