Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Di Asia Naik Tipis

Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia, Kamis (10/12/2015), menyusul tanda-tanda sedikit perbaikan dalam permintaan AS, tetapi kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan akan bertahan melewati tahun depan mempertahankan komoditas berkubang di harga terendah multi-tahun.
Harga minyak mentah di perdagangan Asia naik tipis./JIBI
Harga minyak mentah di perdagangan Asia naik tipis./JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA --  Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia, Kamis (10/12/2015), menyusul tanda-tanda sedikit perbaikan dalam permintaan AS, tetapi kekhawatiran bahwa kelebihan pasokan akan bertahan melewati tahun depan mempertahankan komoditas berkubang di harga terendah multi-tahun.

Para analis mengatakan penurunan tajam kurs dolar AS pada Rabu juga telah memicu beberapa pembelian, karena pelemahan dalam mata uang AS membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah.

Namun para analis juga mencatat bahwa unit tersebut cenderung akan mengumpulkan kekuatan sebelum pertemuan The Fed pekan depan, di mana bank sentral AS secara luas diharapkan akan menaikkan suku bunga acuannya.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 26 sen menjadi US$37,42  per barel, dan minyak mentah Brent untuk Januari diperdagangkan 43 sen lebih tinggi di US$40,54  di sekitar pukul 07.00 GMT.

Harga minyak telah merosot sekitar sembilan persen sejak kelompok eksportir minyak OPEC pada Jumat lalu memutuskan untuk tidak memangkas produksinya, meskipun memompa lebih besar dari targetnya dalam menghadapi kelebihan pasokan global dan melemahnya perekonomian dunia.

Ada beberapa kabar baik ketika Departemen Energi AS pada Rabu mengatakan bahwa persediaan minyaknya turun 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 4 Desember, sebuah penguat untuk harga karena itu menunjukkan peningkatan permintaan.

Namun, Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY, mengatakan: "Pasar secara keseluruhan masih lemah karena kelebihan pasokan global, diperparah oleh keputusan OPEC untuk mempertahankan kuota produksi tidak berubah.

"Investor akan memantau secara cermat pertemuan pembuatan kebijakan Federal Reserve minggu depan, ketika komoditas-komoditas berdenominasi dolar akan menjadi lebih mahal jika dolar AS mengalami apresiasi," kata dia.

Dalam komentar pasar pada Kamis, BMI Research mengatakan mereka memperkirakan harga akan tetap bergerak di kisaran sempit karena kelebihan pasokan minyak "terus berlanjut ke 2018".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper