Bisnis.com, JAKARTA— Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kembali melemah pada Selasa (8/12/2015), di tengah tekanan penurunan tajam harga minyak.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia menempatkan Jisdor level di Rp13.853 per dolar AS, terdepresiasi 16 poin atau melemah 0,12% dibandingkan kurs kemarin.
Rupiah berfluktasi tajam di pasar spot, bergerak antara pelemahan ke 0,06% ke Rp13.870 per dolar AS dan penguatan hingga 0,32% ke Rp13.817 per dolar AS. Pada pukul 10.12 WIB, rupiah menguat 36 poin atau 0,26% ke Rp13.825 per dolar AS.
Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas, mengatakan data cadangan devisa November memberikan sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah.
Cadangan devisa Indonesia turun dari US$100,24 miliar per Oktober menjadi US$100,7 miliar per November. Penurunan cadev, menurutnya, menunjukkan upaya BI menjaga rupiah stabil.
Namun, rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan karena tekanan dari harga komoditas yang anjlok masih terlalu kuat.
“Tetapi ketika itu (upaya BI dilakukan) saat gejolak di pasar global semakin intensif, kenyamanan investasi di aset berdenominasi rupiah justru bisa berkurang. Rupiah berpeluang kembali melemah hari ini,” kata Rangga.
Harga minyak WTI dini hari tadi ditutup anjlok 5,8% ke US$37,65/barel, level terendah dalam 6 tahun. Minyak WTI diperdagangkan menguat 0,35% ke US$37,68/barel pada pukul 10.04 WIB hari ini. Harga CPO di Bursa Malaysia dibuka merosot 1,23% ke 2.406 ringgit/ton.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah)
8 Desemver | Rp13.853 |
7 Desember | Rp13.837 |
4 Desember | Rp13.833 |
3 Desember | Rp13.845 |
2 Desember | Rp13.757 |
Sumber: Bank Indonesia