Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih diperkirakan terjadi pada perdagangan Selasa (24/11/2015).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan tekanan terhadap mata uang Garuda itu terjadi akibat faktor eksternal walaupun kondisi fundamental perekonomian Indonesia yang membaik, seperti inflasi yang turun dan pertumbuhan yang membaik.
“Hal ini diperkirakan mampu mencegah pelemahan yang berlebiha. BI memperkirakan inflasi akan mampu turun hingga 2,79% pada Desember 2015,” paparnya dalam riset yang dikutip Bisnis.
Sementara itu, dia juga melihat pergerakan dolar AS masih kuat meskipun data penjualan rumah dan indeks manufaktur diumumkan memburuk tadi malam.
“Pernyataan Yellen yang kembali menegaskan peluang kenaikan suku bunga the Fed dalam waktu dekat yang menyebabkan dolar kembali menguat,” tambahnya.
Adapun malam ini, investor menunggu koreksi angka PDB AS kuartal III/2015 yang diperkirakan membaik.
Pada pagi ini, rupiah dibuka menguat 0,21% atau 29 poin ke Rp13.393 per dolar AS. Namun, pada pukul 08.27 WIB, rupiah berbalik melemah 0,06% atau 9 poin ke Rp13.731 per dolar AS sebelum akhirnya kembali menguat tipis 0,07% ke Rp13.713 per dolar AS pada pukul 08.39 WIB.