Bisnis.com, JAKARTA -- PT United Tractors Tbk. (UNTR) akan memperbesar kontribusi bisnis konstruksi untuk mengompensasi penurunan segmen utama di bidang penjualan alat berat (mesin konstruksi) dan kontrak penambangan.
Presiden Direktur United Tractors Gidion Hasan mengatakan perseroan mengantisipasi prospek berlanjutnya pelemahan harga komoditas pertambangan batubara dan perkebunan yang dapat memukul lini bisnis terkait, mulai dari penjualan alat berat, kontrak penambangan, hingga pertambangan.
Sektor konstruksi yang dijalankan oleh anak usaha perseroan, yakni PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), diharapkan dapat berkontribusi 5% terhadap pendapatan bersih dalam 3-4 tahun ke depan dari saat ini hanya 2%.
Tak hanya proyek konstruksi swasta, United Tractors berharap 'kebagian' kue proyek infrastruktur pemerintah sehingga Acset bisa menangkap peluang itu.
"Kami harapkan 2016 terjadi penyerapan anggaran yang kuat, baik pemerintah pusat maupun daerah. Itu akan jadi katalis pertumbuhan buat kami pada 2016," kata Gidion dalam paparan publik, Senin (9/11/2015).
United Tractors melalui anak perusahaannya, PT Karya Supra Perkasa (KSP) mengambil alih 40% saham Acset dari PT Cross Plus Indonesia (CPI) dan PT Loka Cipta Kreasi (LCK) pada Januari 2015.
Pada Mei 2015, KSP kembali mengakuisisi 10,1% saham Acset dari CPI dan LCK sehingga total kepemilikan KSP terhadap Acset 50,1%.
Hingga September, perusahaan konstruksi sekaligus spesialis pondasi itu baru menyumbang Rp853 miliar atau 2,2% terhadap pendapatan bersih United Tractors Rp38,2 triliun.