Bisnis.com, JAKARTA— Spekulasi penurunan BI Rate mendorong IHSG menguat tajam memimpin bursa regional pada sesi I Selasa (3/11/2015).
IHSG menguat 1,51% atau 67,49 poin ke level 4.532,45 pada jeda siang. Indeks konsisten bergerak menguat antara level 4.496,66—4.538,46 sepanjang sesi I.
Penguatan IHSG adalah yang paling tajam di Asia. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia tersebut naik lebih tajam dari Hang Seng yang menguat 1,3%, Straits Times yang naik 1,07%, dan Kospi yang naik 0,52%.
Salah satu motor utama dari laju pergerakan IHSG adalah spekulasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.
“Investor memperhatikan deflasi pada Oktober, meningkatkan peluang inflasi pada akhir tahun sesuai target BI di 4%. Ini juga memperbesar kemungkinan pemangkasan BI Rate,” ujar Tim Riset NH Korindo Securities.
BPS kemarin siang mengumumkan ekonomi Indonesia terdeflasi 0,8% pada Oktober, yang menjadikan tingkat inflasi tahun berjalan sebesar 2,16% atau masih di bawah target inflasi 4% +/- 1% yang ditetapkan BI.
“Sebenarnya ada ruang untuk menurunkan tingkat suku bunga. Kenapa BI belum menurunkan suku bunga? Saya paham, dia masih takut goyang-goyang rupiah,” kata Menko Perekonomian Darmin Nasution seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Indeks sektor finansial memimpin penguatan 8 dari 9 indeks sektoral IHSG, melesat 3,27% pada akhir sesi I. Pelemahan 0,36% pada saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menahan indeks sektor infrastruktur di zona merah, turun 0,12%.
Saham-saham perbankan juga menjadi motor utama penguatan IHSG. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi motor utama dengan kenaikan 5,35%.
Dari 520 saham yang diperdagangkan di BEI, sebanyak 159 saham menguat, 79 saham melemah, dan 282 saham stagnan.
Indeks Bisnis27 menguat 2,43% pada jeda siang ke level 385,35. Bisnis27 pada sesi I bergerak antara level 380,34—386,27 setelah dibuka naik 1,10% ke level 380,34.
