Bisnis.com, JAKARTA— Data manufaktur China dan penurunan harga minyak menekan harga karet di bursa Jepang pada Senin (2/11/2015).
Kontrak karet untuk pengiriman April 2016, kontrak teraktif di Tokyo Commodity Exchange, melemah 0,37% ke harga 159,70 yen atau Rp18.108 per kilogram.
Harga karet kembali tertekan setelah rilis data manufaktur China mengindikasikan pabrik-pabrik di Negeri Tiongkok belum pulih dari kelesuan pada kuartal IV/2015.
Data PMI manufaktur yang diterbitkan pemerintah China berada di level 49,8 pada Oktober menjadikan industri pengolahan Negeri Tiongkok berkontraksi selama 3 bulan berturut-turut.
Adapun data PMI non-manufaktur dari pemerintah tersurvei di level 53,1. Data yang mengukur kinerja sektor jasa dan konstruksi tersebut ada di level paling rendah sejak Desember 2008.
Kinerja manufaktur China juga menekan harga minyak dunia. Minyak jenis WTI diperdagangkan melemah 0,43% ke US$46,39/barel pada pukul 14.21 WIB, terkoreksi setelah menguat pada 3 hari sebelumnya.
Pelemahan harga minyak mentah biasanya menekan harga komoditas karet mentah. Minyak mentah adalah bahan baku utama karet sintetis, bahan substitusi utama karet alam.
Pergerakan Harga Karet Kontrak Maret 2016 di TOCOM
Tanggal | Level | Perubahan |
2/11/2015 | 159,70 | -0,37% |
30/10/2015 | 160,30 | -0,99% |
29/10/2015 | 161,90 | +1,44% |
28/10/2015 | 159,60 | +0,69% |
27/10/2015 | 158,50 | -3,65% |
Sumber: Bloomberg