Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup berbalik menguat pada penutupan hari ini, Senin (2/11/2015).
IHSG ditutup menguat 0,22% sebesar 9,78 poin ke level 4.464,96.
Sepanjang hari ini, Indeks saham Indonesia bergerak pada level 4.422,26 dan terkuat 4.470,42 dari penutupan seharai sebelumnya 4.455,18.
Pada awal perdagangan indeks dibuka melemah 0,29% atau 12,76 poin ke level 4.442,42.
Sebelumnya, indeks juga ditutup melemah 0,38% atau 16,84 poin ke level 4.455,180 pada perdagangan akhir pekan lalu.
Pada siang ini, BPS baru saja merilis data ekonomi Indonesia yang melaporkan indeks harga konsumen pada Oktober 2015 turun 0,08% dari bulan sebelumnya. Ekonomi Indonesia kembali mencatatkan deflasi setelah pada September IHK turun 0,05%.
Setelah tertekan pada sesi I perdagangan, Indeks harga saham gabungan akhirnya mampu berbalik menguat pada penutupan hari ini, Senin (2/11/2015). IHSG ditutup menguat 0,22% sebesar 9,78 poin ke level 4.464,96. Sepanjang hari ini, Indeks saham Indonesia bergerak pada level 4.422,26 dan terkuat 4.470,42 dari penutupan seharai sebelumnya 4.455,18.
IHSG masih berkutat di zona merah saat perdagangan saham sesi II dibuka, turun 0,1% atau 4,29 poin ke level 4.450,90
Jakarta Islamic Index (JII) pada jeda siang menguat 0,51% atau 2,97 poin ke level 589,06 setelah pagi tadi dibuka melemah 0,28% ke level 584,45. Pergerakan ini tidak sejalan dengan pergerakan IHSG yang melemah di sesi I.
IHSG mengakhiri sesi I dengan pelemahan 0,14% atau 6,3 poin ke level 4.448,88.
Menjelang penutupan sesi I, IHSG masih tertekan 0,13% atau 5,77 poin ke level 4.449,41 pada pukul 11.09 WIB.
IHSG terus melemah 0,61% ke level 4.427,94 setelah dibuka turun. Pergerakan ini sejalan dengan pelemahan bursa regional Asia setelah dirilisnya data PMI yang menunjukkan industri manufaktur di China masih lesu pada kuartal IV/2015.
Data PMI Manufaktur yang diterbitkan pemerintah China mengindikasikan pabrik-pabrik di Negeri Tiongkok telah terkontraksi selama 3 bulan berturut-turut, tersurvei di level 49,8 pada Oktober.
Adapun Caixin PMI Manufacturing Index yang dirilis Markit berada di level 48,3 pada Oktober. Indeks tersebut naik setelah jatuh ke level terendah sejak 6,5 tahun terakhir pada September.
“Ketakutan ekonomi China terus melambat bisa membawa sentimen negatif, tetapi juga bisa membangkitkan harapan The Fed menunda kenaikan suku bunga,” tulis Tim Tiset NH Korindo Securites dalam riset hariannya.
Awal bulan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona merah, dibuka melemah 0,29% atau 12,76 poin ke level 4.442,42.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan pelemahan indeks yang terjadi seiring para fund manager melakukan rebalancing portofolio menjelang dimasukkannya lagi saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dalam perhitungan IHSG.
Seperti diketahui, BEI akan kembali memasukkan saham HMSP pascaaksi rights issue ke dalam penghitungan indeks secara bertahap. Skema mencakup empat tahap, sejak awal November hingga medio Desember 2015.
Rinciannya, pada 4 November sebanyak 25% jumlah saham HMSP yang diperhitungkan dalam indeks. Lalu, bertambah menjadi 50% pada 18 November. Pada 2 Desember sebanyak 75% jumlah saham HMSP yang diperhitungkan dalam indeks, kemudian pada 16 Desember penuh 100%.