Bisnis.com, JAKARTA—PT Adaro Energy Tbk. memangkas target produksi 2015 dari 54 juta-56 juta ton batu bara menjadi 52 juta-54 juta ton batu bara, seiring berlanjutnya kondisi pasar yang lesu.
Presiden Direktur Adaro Energy (ADRO) Garibaldi Thohir memerkirakan pertumbuhan permintaan akan tetap lemah dan harga akan terus mengalami tren penurunan sampai akhir tahun. “Kelebihan pasokan yang kronis di pasar dan pertumbuhan permintaan yang lamban pada negara-negara pengimpor batu bara utama menambah tekanan pada harga,” tutur dia dalam pernyataan resmi perseroan, akhir pekan lalu.
Hingga kuartal III/2015, ADRO memproduksi 39,84 juta ton batu bara atau 5% lebih rendah dari setahun sebelumnya yang sekitar 41,9 juta ton. Adapun jumlah batu bara yang dijual sebanyak 41,21 juta ton atau turun 3% secara year-on-year dari sebelumnya 42,37 juta ton.
Di sisi kinerja, pendapatan ADRO merosot 15,76% secara year-on-year dari US$2,5 miliar menjadi US$2,11 miliar. Hal ini dilatarbelakangi oleh menyusutnya volume penjualan sebesar 3% menjadi 41,2 juta ton, serta merosotnya harga jual rata-rata hingga 14%.
Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk jatuh 18,15% menjadi US$180,01 juta dari sebelumnya US$219,95 juta.