Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Tahun Depan Bakal Berimbang

OPEC yakin bahwa pasar minyak akan lebih berimbang pada tahun depan karena produksi negara-negara non-OPEC telah berkurang dan permintaan global meningkat, Sekretaris Jenderal kartel (OPEC) Abdullah el-Badri mengatakan, Minggu.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, KUWAIT -- OPEC yakin bahwa pasar minyak akan "lebih berimbang" pada tahun depan karena produksi negara-negara non-OPEC telah berkurang dan permintaan global meningkat, Sekretaris Jenderal kartel (OPEC) Abdullah el-Badri mengatakan, Minggu (11/10/2015).

"OPEC yakin bahwa ia akan melihat pasar yang lebih seimbang pada tahun 2016," Badri mengatakan pada sebuah konferensi minyak dan gas di Kuwait City.

"Dalam beberapa bulan terakhir, telah terjadi penurunan produksi dari para produsen non-OPEC dan peningkatan permintaan global," katanya.

Namun, Badri juga mengakui bahwa "pasar tetap kelebihan pasokan", dan bersikeras bahwa stabilitas sangat penting untuk pasar minyak mentah yang menghadapi "masa sangat menantang".

Sekjen OPEC mengatakan fundamental pasar tidak mendukung penurunan tajam harga minyak yang telah turun hampir 60%  sejak Juni 2014.

Badri mengatakan bahwa permintaan global untuk minyak diperkirakan akan meningkat menjadi 110 juta barel per hari pada 2040 dari 93 juta barel per hari sekarang.

"Ini membutuhkan investasi US$10 triliun  antara sekarang hingga saat itu," katanya.

Sebelumnya Menteri Energi Qatar Mohammed bin Saleh al-Sada, yang penjabat presiden OPEC, mengatakan ada tanda-tanda kenaikan harga minyak pada tahun depan, menambahkan bahwa harga minyak telah "mencapai titik terendahnya".

Dia mengatakan pertumbuhan PDB dunia pada 2016 diperkirakan menjadi 3,4 persen dibandingkan ekspektasi 3,1 persen pada 2015, dan bahwa ini akan mengakibatkan peningkatan permintaan minyak global sekitar 1,3 hingga 1,5 juta barel per hari.

Pertumbuhan pasokan dari produsen-produsen non-OPEC selama lima tahun terakhir telah berkurang secara substansial pada 2015 dan kemungkinan akan menunjukkan pertumbuhan nol hingga negatif pada 2016, kata pernyataan itu.

Venezuela -- yang telah berusaha keras membujuk para produsen minyak memangkas produksi mereka untuk meningkatkan harga -- mengatakan pada Kamis bahwa pertemuan teknis OPEC dan negara penghasil minyak mentah lainnya akan berlangsung pada 21 Oktober.

Badri pada Minggu menegaskan pertemuan itu akan berlangsung di tingkat para ahli dan bahwa produsen OPEC dan non-OPEC akan hadir.

Dia mengatakan kartel siap untuk bekerja sama dengan produsen non-OPEC guna mengatasi membanjirnya pasokan di pasar jika mereka menunjukkan keinginan yang sama.

Tidak ada rekomendasi khusus atau proposal untuk pertemuan teknis tersebut, Badri mengatakan, tapi "itu akan menjadi diskusi untuk menemukan solusi" bagi pasar minyak.

Badri mengatakan OPEC percaya masalah saat ini di pasar minyak telah diciptakan oleh semua produsen, tetapi terutama oleh negara-negara non-OPEC yang menaikkan secara tajam produksi mereka.

"Non-OPEC meningkatkan produksi mereka sebesar 6,0 juta barel per hari dalam enam tahun terakhir, dan OPEC percaya ini adalah alasan untuk kelebihan pasokan di pasar minyak," katanya.

Pada Jumat, minyak naik tipis di New York dan merosot di London karena para pedagang mengambil keuntungan dari reli seminggu didorong oleh harapan pengurangan kelebihan pasokan dari rendahnya produksi minyak mentah AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper