Bisnis.com, JAKARTA— Setelah indeks harga saham gabungan berhasil menguat 3,23% ke level 4.343,7 pada perdagangan hari ini, indeks diprediksi bisa menguat hingga level 4.700 dalam jangka menengah.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan kenaikan IHSG pada perdagangan Senin (5/10) didorong oleh mulai diresponnya paket kebijakan ekonomi pemerintah tahap II oleh pasar. Ditambah, pasar juga memiliki harapan kuat terhadap paket kebijakan ekonomi tahap III yang akan dikeluarkan pemerintah dalam waktu dekat.
“Paket kebijakan tahap III disebutkan akan lebih hal teknis, ini sinyal positif untuk IHSG, IHSG berhasil ditutup di atas gap-nya,” kata Satrio kepada Bisnis, Senin (5/10).
Menurutnya, dengan kenaikan IHSG pada perdagangan saham hari ini, IHSG berpeluang naik hingga 4.700-4.750 dalam jangka menengah atau sampai akhir tahun.
Menurutnya, sentimen utama di pasar saham saat ini memang berasal dari The Fed. Namun demikian, sejauh ini pasar sudah melihatnya secara positif. Selama The Fed menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini, kondisi tidak akan memburuk lagi.
“Ditambah, pemerintah sudah melakukan push dengan berbagai macam cara untuk perekonomian, diharapkan tidak ada kejadian buruk lagi. Seminggu kemarin, sebenarnya asing di pasar regular sudah masuk terus, kemarin memang cukup besar,” tambahnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sekitar Rp335,3 miliar pada perdagangan hari ini.
Selain faktor-faktor tersebut, menguatnya rupiah pada penutupan perdagangan kemarin juga turut membantu penguatan IHSG. “Namun saya lihat masih sementara, kalau rupiah bisa tembus 14.400, baru bisa reversal jangka menengah dan jangka panjang,” lanjutnya.
Adapun, terkait indeks bursa regional yang sebagian besar menguat, dia menilai hal tersebut lebih banyak disebabkan oleh kenaikan indeks Dow Jones pada penutupan perdagangan Jumat lalu.