Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan menilai diturunkannya jumlah target emiten tahun ini menjadi sekitar 25-26 emiten cukup realistis seiring dengan kondisi global dan dalam negeri yang masih tertekan.
Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan terkait target jumlah emiten baru yang melantai di bursa merupakan kewenangan dari Bursa Efek Indonesia. Meski demikian, dia menilai revisi jumlah target BEI tahun ini menjadi 25-26 emiten dari sebelumnya 32 emiten merupakan hal yang realistis dan tepat dilakukan.
Hal ini lantaran, kondisi perekonomian dalam dan luar negeri yang tidak memungkinkan sehingga juga berdampak ke pasar modal. “Target emiten memang perlu disesuaikan. Pasar Indonesia dan global sedang dalam tekanan,’ kata Nurhaida di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (1/10).
Adapun, terkait target jumlah emiten baru tahun depan yang diprediksi BEI bisa lebih dari 32 emiten, OJK menilai hal tersebut belum bisa dipastikan bakal bisa tercapai atau tidak. Pasalnya, semua tergantung pada perekonomian dalam negeri dan global. Dia memprediksi, ketidakpastian masih akan terjadi tahun depan.
“Ada ketidakpastian, kabarnya The Fed bakal menaikkan suku bunga tahun ini, ini pengaruhnya bakal cukup besar, sehingga tergantung hal ini juga, menunggu kepastiannya, bisa saja juga kenaikan suku bunga baru naik tahun depan, tidak ada yang tahu. Pelaku usaha pasti akan memperhitungkan hal ini,” jelasnya.
Kalaupun The Fed menaikkan suku bunganya tahun ini, efek dari kenaikan tersebut juga akan terjadi setidaknya di awal tahun depan. “Jadi, semua tergantung kepastian The Fed, yang pada akhirnya memperngaruhi pasar modal dan rencana emiten juga.”
Direktur Utama BEI Tito Sulistio menargetkan setidaknya ada sekitar 25-26 emiten yang bakal melantai di bursa tahun ini. Sepanjang tahun ini, sudah sekitar 13 emiten yang IPO. Dia memprediksi ada 12-13 perusahaan yang sedang dalam pipeline dan siap IPO.
“Ada 12-13 lagi untuk tahun ini, optimistis. Beberapa hari ini ada mini ekspose,” jelasnya.
Terkait target jumlah emiten baru tahun depan, sebelumnya Tito menargetkan lebih dari 32 emiten bisa melantai di bursa.
