Bisnis.com, JAKARTA— Meski hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya bisa merealisasikan penawaran perdana saham (initial public offering) sekitar 21-22 emiten, otoritas bursa optimitistis akan ada lebih dari 30 emiten yang melantai di bursa pada tahun depan.
Tito Sulistio, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan jumlah emiten yang bakal IPO hingga akhir tahun ini memang tidak bisa menyentuh angka 32 emiten seperti yang ditargetkan oleh direksi BEI yang lama. Dia memperkirakan, tahun ini hanya akan ada sekitar 21-22 emiten saja yang mencatatkan diri di bursa saham Indonesia.
Namun demikian, untuk tahun depan BEI lebih optimistis. Ditargetkan, jumlah emiten yang IPO bisa lebih dari 30 perusahaan. “Harus di atas 30 emiten, tepatnya berapa, tunggu saja konferensi pers kami Oktober nanti,” kata Tito di Gedung BEI, Senin (28/9).
Di pipeline IPO saham BEI saat ini terdapat sejumlah perusahaan yang bersiap melantai di sisa semester II 2015. Mereka adalah PT Mahaka Radio Integra, PT Internux, PT Vallianz Offshore Indonesia, PT Mitra Komunikasi Nusantara, PT Duta Lestari Sentratama (Kino Indonesia), dan PT Summarecon Investment Property (anak usaha Summarecon Agung).
Terakhir, PT Dua Putra Utama Makmur dan perusahaan konstruksi pondasi PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) juga dikabarkan bakal IPO tahun ini. Hingga saat ini, BEI mencatat ada 13 emiten yang sudah IPO tahun ini. Adapun, PT Vicotria Insurance Tbk. (VINS) baru saja mencatatkan diri sebagai emiten ke-13 di bursa saham kemarin (28/9).
Dia menilai, perusahaan-perusahaan yang IPO tahun ini memang banyak yang masuk ke papan pengembangan. “Ya memang banyak yang kecil-kecil, tapi tahun ini yang ke papan utama juga ada,” jelasnya.
Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto mengatakan saat ini ada dua perusahaan yang siap IPO dalam pipeline Mansek. Sayangnya, Abiprayadi belum mau membocorkan nama dan nilai emisi kedua perusahaan tersebut.
“IPO ada dua untuk tahun ini. Kami berharap bisa tetap terlaksana tahun ini, pasar saham saat ini memang sedang bergejolak,” kata Abiprayadi di tempat terpisah, Senin (28/9).
