Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menunjukkan pelemahan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (28/9/2015).
Pada awal perdagangan, indeks dibuka turun 0,27% atau 11,49 poin ke level 4.197,94. Adapun pada pukul 14.12 WIB, indeks tertekan 1,46% ke 4.147,96.
Padahal, jika kita melihat pergerakan dalam sepekan kemarin, indeks sudah turun cukup dalam yakni 3,94%.
Head of Research NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan secara teknikal, jika indeks sudah terus melemah seharusnya bisa melakukan technical rebound.
“Namun, karena masih belum ada berita yang bisa menjadi sentimen positif bagi bursa, indeks terus melanjutkan pelemahan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (28/9/2015).
Tekanan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini, lanjutnya, juga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan pasar modal.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah bergerak berfluktuasi. Pada pukul 14.13 WIB, rupiah terpantau melemah 0,02% ke Rp14.696 per dolar AS, bahkan sempat menyentuh level terlemahnya di Rp14.787 per dolar AS pada pukul 11.31 WIB. Sepanjang hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.661-Rp14.787 per dolar AS.
Di sisi lain dia menilai para pelaku pasar masih belum melihat dampak nyata dari kebijakan pemerintah untuk membenahi perekonomian.
“Fundamental kita belum cukup kuat untuk mendorong IHSG. Sentimen The Fed juga sebenarnya sudah tidak lagi menjadi fokus sorotan pelaku pasar. Di luar pun, bursa AS dan Eropa sudah mulai recovery,” paparnya.
Adapun rilis data keuntungan industri China yang melemah pada pagi ini menjadi tambahan sentimen negatif bagi IHSG.
Reza memperkirakan indeks masih akan tertekan hingga akhir perdagangan, tetapi diharapkan aksi jual bisa sedikit mereda karena indeks sudah jatuh cukup dalam.