Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan meskipun indeks harga saham gabungan (IHSG) masih menurun, dia optimistis akan terjadi perbaikan signifikan dalam beberapa waktu ke depan.
Optimisme tersebut berasal dari akan banyaknya realisasi belanja pemerintah pada semester II tahun ini.
Selain itu, kebijakan dan stimulus yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mendorong perekonomian juga akan bekerja.
“Masih optimistis akan terjadi perbaikan ke depan, saat ini kita sedang berusaha untuk memacu pertumbuhan, salah satunya melalui belanja modal. Meski memang dari eksternal saat ini ada yang sangat mempengaruhi,” kata Nurhaida, di Jakarta belum lama ini.
Dia menilai dengan penundaan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat memang memberikan ketidakpastian. Adapun, ketidakpastian itu akan berdampak pada perilaku investor global.
“Kalau mundur terus (kenaikan fed fund rate) ini memang akan memengaruhi kebijakan investasi. Diharapkan, kebijakan dan stimulus mampu menahan, sudah banyak kebijakan yang dikeluarkan, bila ada perbaikan kinerja pemerintah, akan ada perbaikan signifikan pada perekonomian dan pasar saham,” kata Nurhaida.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan penurunan kinerja pasar saham yang terjadi saat ini, bukan hanya terjadi di Indonesia, melalainkan juga negara lain. Dia menilai, tekanan dari global tidak bisa dihindari. Ditambah, investor pasar modal masih dikuasai asing sehingga ketika terjadi fluktuasi pada pasar saham, maka dampaknya akan terasa.
“Bedanya, kita tidak punya basis investor domestik yang baik. Kuncinya saat ini, focus pada fundamental, emiten harus menjaga fundamental perusahaan dengan baik, karena tekanan tidak bisa dihindari,” kata Muliaman.
Dia berharap stimulus yang dikeluarkan OJK untuk meredam tekanan di pasar modal bisa bereaksi. “Stimulus ada yang jangka panjang, jangka pendek, dan memengah. Untuk jangka pendek, kita lakukan banyak hal agar pasar keuangan juga tetap aman, saat ini masih aman,” jelasnya.
Terkait dengan penundaan kenaikan suku bunga bank sentral AS, dia memperkirakan pengaruh negatif akibat aksi tersebut tidak akan besar lagi. “Paling tidak, kalau nanti naik, efeknya tinggal sisa-sisanya saja. Intinya, ketika pasar bergejolak, kita siapkan kebijakan, kalau nanti tidak pengaruh, akan ada kebijakan lain.