Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi di awal perdagangan Kamis (10/9/2015) mengikuti volatilitas bursa global.
IHSG dibuka melemah 0,8% atau merosot 34,62 poin ke level 4.312,66. Pada pukul 09:10 WIB, IHSG melemah 0,78% atau turun 34,08 poin ke level 4.313,20.
Paket kebijakan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan yang diumumkan kemarin malam gagal memberikan sentimen positif kepada bursa saham Jakarta.
“Paket kebijakan gagal memberikan rincian yang spesifik, sehingga respons positif yang signifikan dan prospek meningkatkan pertumbuhan, belum akan terlihat,” kata Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini.
IHSG bergerak mengikuti tren di pasar global. Volatilitas menjelang rapat suku bunga acuan Amerika Serikat membuat indeks utama di bursa seluruh dunia kembali terkoreksi setelah kemarin menguat tajam.
Sebanyak 96 saham telah merosot di awal perdagangan dari 518 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Adapun 9 saham menguat dan 413 saham stagnan.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) kembali menjadi penggerak utama IHSG, turun 7,43 poin. Gaikindo dikabarkan kembali merevisi target penjualan mobil tahun ini setelah sebelumnya telah menurunkan target dari 1,2 juta unit ke maksimal 1 juta unit.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) kembali merosot tajam, melemah 6,52% di awal perdagangan. Penurunan harga gas industri adalah salah satu kebijakan spesifik yang diumumkan pemerintah kemarin malam.
Seluruh atau 9 indeks sektoral IHSG yang terdaftar di Bloomberg bergerak di zona merah. Pelemahan ASII membuat indeks sektor aneka industri turun paling tajam, sebesar 1,72%.
Indeks Bisnis27 melemah 1,34% ke level 355,81 pada pembukaan kemudian bergerak ke level 356,33 pada pukul 09.10 WIB atau turun 1,20%.
Saham-saham penghambat IHSG pada awal perdagangan:
ASII | -2,87% |
BBRI | -2,27% |
PGAS | -6,52% |
BBCA | -1,05% |
Saham-saham pendorong IHSG pada awal perdagangan:
LPPF | +1,15% |
EXCL | +2,00% |
MDIA | +3,57% |
AUTO | +1,01% |
Sumber: Bloomberg