Bisnis.com, JAKARTA—Rupiah hanya melemah terbatas pada di pasar spot pada Selasa (8/9/2015) meski sempat menembus level Rp14.350 per dolar AS.
Pergerakan rupiah di pasar spot berakhir di level Rp14.280 per dolar AS, melemah 14 poin atau terdepresiasi 0,10% dari level penutupan kemarin.
Mata uang Garuda pagi tadi sempat mendapat tekanan hebat hingga tergelincir 0,6% atau melemah 86 poin ke Rp14.352 per dolar AS.
Rangga Cipta, ekonom dari Samuel Sekuritas, menjelaskan tekanan terhadap rupiah semakin kuat usai Bank Indonesia mengumumkan cadangan devisa turun lebih dari US$2 miliar.
“Tergerusnya cadangan devisa biasanya juga dibarengi oleh penyusutan likuiditas di perekonomian, perlambatan kredit masih berlangsung hingga kini. Hari ini, tanpa intervensi rupiah berpeluang kembali melemah,” kata Rangga.
Indikasi intervensi BI tampak usai jeda siang bursa saham. Aksi jual dolar AS pasca tengah hari berhasil mengimbangi tekanan dan sempat mendorong rupiah menguat hingga 0,11% ke Rp14.251 per dolar AS.
Penarikan modal dari aset berdenominasi rupiah juga tampak di pergerakan SUN di pasar obligasi sekunder. Imbal hasil SUN bertenor 10 tahun pagi tadi sempat menembus 9,2%, yield paling tinggi sejak 21 Januari 2011.
Pada pukul 16.16 WIB, SUN bertenor 10 tahun diperdagangkan melemah 0,17% dengan yield di 9,124% atau naik 3 basis poin. Obligasi pemerintah tersebut kemarin telah mengalami kenaikan yield 22 basis poin.
Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pagi tadi ditetapkan di Rp14.285 per dolar AS, melemah 51 poin dari Rp14.234 per dolar AS yang ditetapkan pada Senin.
Pergerakan Rupiah di Bloomberg Dollar Index
Tanggal | Level | Perubahan |
8/9/2015 | Rp14.280 | -0,10% |
7/9/2015 | Rp14.266 | -0,66% |
4/9/2015 | Rp14.172 | -0,01% |
3/9/2015 | Rp14.170 | -0,23% |
2/9/2015 | Rp14.137 | -0,28% |
Sumber: Bloomberg